REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pilot dan pramugari meminta maskapai penerbangan Amerika Serikat menghentikan penerbangan ke China lantaran bahaya penyebaran virus corona. Mereka bahkan sudah mengajukan tuntutan lewat jalur hukum agar permintaannya dipenuhi.
Kasus virus corona di China sudah mencapai 10 ribu orang, 213 di antaranya meninggal. Setidaknya virus menyebar di 18 negara, mayoritas diduga melalui penumpang pesawat. Pemerintah AS sudah menyarankan warganya tak berkunjung ke China.
Asosiasi Aliansi Pilot (APA) yang mewakili pilot maskapai Amerika menganggap virus corona merupakan ancaman serius. Alhasil, APA mengajukan tuntutan lewat pengadilan di Texas. APA ingin mencegah penyebaran virus.
Presiden APA Eric Ferguson meminta pilot menolak penugasan penerbangan rute AS-China. APA akan mendukung pilot yang melakukan hal tersebut.
"Kami mendukung pilot demi tuntutan ini, dan kami meminta maskapai dan pemerintah Amerika mempertimbangkan keamanan dengan menyetop penerbangan dari dan ke China," kata Ferguson dilansir Reuters pada Ahad, (2/1).
Pilot maskapai United Airlines jadi yang paling khawatir dengan keselamatannya. Sebab maskapai itu punya jadwal penerbangan ke China paling banyak. Sumber menyebut pilot di maskapai tersebut rela tak dibayar asalkan batal terbang ke China.
Tercatat, United Airlines sudah mengumumkan pembatalan 322 penerbangan Amerika-China dari Februari sampai akhir Maret. Namun rute San Francisco ke Beijing dan Shanghai ke Hong Kong masih berlaku.
Selain maskapai AS, maskapai besar lainnya sudah menghentikan penerbangan ke China. Maskapai itu di antaranya Air France, KLM, SA, British Airways, Lufthansa dan Virgin Atlantic.