REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember menurunkan sejumlah personel untuk memantau sejumlah titik sungai yang dilalui banjir bandang yang menerjang hulu Sungai Jompo (Kalijompo) di Desa Klungkung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu sore (1/2).
"Kami mendapatkan informasi di radio komunikasi ada laporan dari Adm Perkebunan Kalijompo yang menyebutkan sungai di sana naik cukup tinggi sekitar dua meter dengan kualitas air keruh berwarna kehitaman," kata Ketua PMI Jember E.A Zaenal Marzuki di Jember, terkait kejadian banjir bandang itu.
Dari informasi banjir bandang tersebut, satu personel Posko Siaga Bencana PMI Jember meninjau langsung ke aliran Kalijompo yang dianggap rawan karena posisinya bertemunya kedua sungai yang berada di kawasan padat penduduk, seperti di Jalan Mawar, Kecamatan Patrang. "Dari pantauan tersebut, banjir itu membawa material, berupa gelondongan kayu dan lumpur mulai surut, namun kami tetap siaga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Ia menjelaskan personel PMI Jember akan terus melakukan pemantauan daerah aliran sungai yang dilalui banjir tersebut ke daerah hilir hingga di Kecamatan Rambipuji untuk memastikan banjir yang disertai material lumpur dan kayu tersebut tidak merusak rumah warga setempat. Sementara itu, berdasarkan laporan BPBD Jember menyebutkan banjir bandang tersebut merusak sebuah jembatan dan memutus akses jalan di Dusun Gendir, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, serta menggenangi 15 rumah warga.
Sebanyak 166 warga yang berada di bantaran Sungai Jompo (Kalijompo) di Desa Klungkung juga mengungsi ke sejumlah tenda-tenda darurat yang didirikan warga dan rumah sanak saudaranya, yakni di RT 04 RW 08 sebanyak 18 jiwa, kemudian di utara sungai yang dievakuasi sebanyak 92 jiwa (26 kepala keluarga) dan 56 jiwa (42 KK).