Ahad 02 Feb 2020 16:20 WIB

Siaga DBD, Dinkes Purwakarta Minta Puskesmas Buka 24 Jam

Sudah ada 30-50 pasien yang menjadi suspect penderita DBD.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang ibu menunggui putrinya yang menderita demam berdarah dengue. (foto ilustrasi).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Seorang ibu menunggui putrinya yang menderita demam berdarah dengue. (foto ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini cenderung meningkat kasusnya saat musim hujan.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Deni Darmawan menginstruksikan puskesmas untuk buka 24 jam. Hal ini untuk siaga menangani pasien yang datang di setiap kecamatan.

Baca Juga

“Kami juga minta seluruh puskesmas mulai hari ini buka 24 jam untuk penanganan kasus DBD," kata Deni, Ahad (2/2).

Deni menuturkan Purwakarta tengah menyoroti kasus DBD yang mulai meningkat. Karena itu petugas mesti siaga karena curah hujan akan panjang dan peningkatannya mulai Februari.

Menurut Deni, Dinkes Purwakarta mencatat kasus DBD per tiga minggu ini hampir sebanyak 30-50 pasien. Untuk memastikan positif DBD dilakukan tes darah. Salah satu kasus dugaan DBD yang banyak ditemukan di Kecamatan Darangdan.

"Sebelumnya sudah ada suspect DBD di Darangdan maka kami buka posko dan call center rujukan di (0264) 8393004 untuk pasien warga yang kesulitan mencari rawat inap," ujarnya.

Sementara, belum lama ini Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan guna mengantisipasi persoalan DBD, Pemkab Purwakarta pun tengah menyiapkan berbagai langkah pencegahan. Sebab, penyakit tersebut akan menjadi kasus besar jika tidak menjadi perhatian utama.

"Perlu upaya efektif cegah penyebaran DBD, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan meningkatkan pola bersih dan sehat," kata Anne

Ia menuturkan, penyebaran penyakit DBD tak hanya disebabkan faktor cuaca, melainkan juga karena pola hidup yang kurang sehat. Akibatnya, tubuh menjadi mudah terserang penyakit, termasuk DBD.

"Mari galakan lagi bebersih dan tingkatkan pola hidup bersih dan sehat. Pencegahan DBD tak cukup hanya fogging, sebab tak bisa membunuh sampai jentik," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, kasus yang tercatat di 2017 jumlahnya mencapai 122. Kemudian, di 2018 meningkat menjadi 226 kasus. Sedangkan pada 2019, terhitung Januari hingga September ada 492 kasus.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement