REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Marketplace finansial Bareksa meluncurkan moda pembayaran pembelian reksa dana menggunakan layanan uang elektronik OVO. Co-founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menyampaikan ini merupakan langkah awal dari rencana besar keduanya dalam sinergi platform.
"Ini merupakan awal dari rencana besar kali melakukan sinergi e-investment dengan e-money," katanya dalam siaran pers, Ahad (2/2).
Sebelumnya Bareksa juga memelopori sinergi e-investment dengan e-commerce di Indonesia, bersama Tokopedia dan Bukalapak. Ia optimistis kolaborasi dengan OVO akan menjadi daya dorong berikutnya bagi penetrasi reksa dana nasional.
Menurutnya, kisah sukses serupa sudah bisa disaksikan saksikan di China yang menunjukkan sinergi segitiga di antara platform e-commerce (Alibaba), e-money (Alipay), dan e-investment (Yu'e Bao).
Fitur pembayaran e-money OVO ini juga, ditambahkan Karaniya, untuk mengakomodasi preferensi dan kebutuhan banyak nasabah Bareksa yang merupakan generasi milenial. Sekitar 70 persen nasabah Bareksa berasal dari kalangan ini, yang terbiasa melakukan transaksi secara online, real time, dan seamless.
"Terobosan pembayaran menjadi sebuah keharusan, Indonesia sekarang memasuki era baru investasi yang didominasi segmen nasabah retail dengan volume transaksi yang luar biasa besar," kata Karaniya.
Sebagai gambaran, di platform Bareksa, setiap hari diproses sekitar 5.000-6.000 transaksi. Angka ini terus meningkat dari bulan ke bulan. Berdasarkan laporan riset Morgan Stanley yang dilansir awal 2019, OVO digunakan oleh 73 persen responden yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Dengan pembayaran melalui OVO, investor tidak perlu melakukan konfirmasi ulang dengan mengunggah bukti transfer. Transaksi pembayaran akan terverifikasi secara otomatis bagi nasabah Bareksa yang juga merupakan pengguna OVO.
"Langkah terobosan ini ditujukan agar penggunaan uang elektronik yang sedang terus meningkat secara signifikan di Indonesia, bukan hanya digunakan untuk keperluan konsumtif, tapi juga mulai dimanfaatkan untuk tujuan investasi," kata Karaniya.
Untuk saat ini, fitur pembayaran reksadana di Bareksa menggunakan OVO baru bisa digunakan oleh pengguna dengan ponsel berbasis Android. Para pengguna smartphone berbasis IOS akan segera menikmati layanan ini dalam waktu dekat.
Direktur OVO, Harianto Gunawan menyampaikan OVO hadir untuk menyediakan akses layanan keuangan yang merata serta meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Setelah dikenal sebagai platform pembayaran digital, OVO terus membangun sinergi untuk membangun layanan keuangan, termasuk dengan platform e-investasi seperti Bareksa.
"OVO percaya bahwa kolaborasi ini akan membuat budaya berinvestasi semakin dalam mengakar di berbagai lapisan masyarakat," katanya.
Adanya fitur pembayaran reksa dana menggunakan OVO diharapkan bakal semakin mendongkrak jumlah transaksi serta nilai dana kelolaan Bareksa yang ditargetkan akan tumbuh sedikitnya dua kali lipat di tahun 2020 dibanding tahun lalu.
Saat ini, jumlah nasabah yang terdaftar di Bareksa sudah mencapai hampir 800 ribu orang dengan dana kelolaan sekitar Rp 2 triliun. Adapun total dana masyarakat yang telah diinvestasikan di Bareksa sejak pertama kali mendapatkan lisensi dari OJK pada tahun 2016, telah mencapai sekitar Rp 6 triliun.
Kebijakan OJK dalam mengadopsi teknologi digital untuk memperdalam pasar keuangan, telah membuahkan hasil yang nyata. Hingga akhir Desember 2019, jumlah investor reksa dana telah mencapai 1,8 juta atau naik 77,7 persen dibanding tahun sebelumnya.