Ahad 02 Feb 2020 19:54 WIB

Hilang 5 Hari, 11 Nelayan Pesisir Selatan Belum Ditemukan

Basarnas Padang telah mengerahkan tim penyelam untuk mencari nelayan hilang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Nur Aini
Tim SAR Gabungan mencari nelayan hilang, ilustrasi.
Foto: Dok Kantor SAR Bandung
Tim SAR Gabungan mencari nelayan hilang, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN -- Sebanyak 11 orang nelayan asal Kabupaten Pesisir Selatan yang hilang sejak Rabu (29/1) lalu sampai hari ini belum juga ditemukan. Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Padang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar serta TNI dan tim lainnya telah melakukan penyisiran untuk mencari korban.

Pencarian tersebjt juga melibatkan tim penyelam. Tapi hasil pencarian masih nihil meski sudah mengerahkan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca Juga

"Upaya kami dari awal sampai sekarang masih nihil," kata Kepala Basarnas Kelas A, Asnedi, Ahad (2/2).

Sebelas korban tersebut diduga hilang karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di tengah laut. Asnedi menjelaskan operasi pencarian korban melibatan lima unit kapal milik tim gabungan. Tim tersebut juga dibantu pihak Basarnas dari Provinsi Bengkulu yang mengerahkan dua kapal.

Asnedi mengaku pihaknya belum mengetahui kronologi pasti peristiwa tenggelamnya kapal nelayan ini. Basarnas hanya mendapat cerita ada kecelakaan kapal dari korban yang selamat.

Asnedi menyebutkan ada dua kecelakaan kapal terjadi di Pessel para Rabu (29/1) tersebut. Pertama kapal motor (KM) Kasih Ibu yang berisikan 14 Anak Buah Kapal (ABK) dan KM Mitra Utama yang berisikan 10 ABK.

Penumpang KM Kasih Ibu selamat 13 orang dan 1 orang masih hilang. Tim gabungan juga telah menemukan bangkai KM Kasih Ibu hari ini. Sementara, bangkai KM Mitra Utama sama sekali belum ditemukan, begitu juga dengan 10 orang ABK di dalamnya.

"Yang itu (KM Mitra Utama) engga ketemu, kami tidak tahu titik awal kapal ini hilang. Cuman kami memprediksi dan keterangan dari ABK KM Kasih Ibu yang selamat," ucap Asnedi.

Asnedi menyebut pihaknya masih akan terus mencari. Di mana sesuai SOP, pencarian korban akan dilakukan sampai satu pekan. Bila dalam satu pekan korban juga belum ditemukan, tim gabungan akan melakukan rapat buat menentukan tindakan selanjutnya.

Biasanya menurut Asnedi setelah satu minggu pencarian dan kemudian dilakukan rapat, selanjutnya Basarnas akan melakukan pemantauan. Bila ada tanda-tanda yang memperlihatkan keberadaan bangkai kapal atau korban, tim akan kembali melakukan operasi pencarian. Besok, Senin (3/2) kata Yusnedi tim gabungan akan memperluas wilayah pencarian.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement