REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Palestina memutus semua hubungan dengan Israel dan Amerika Serikat (AS), termasuk hubungan soal keamanan. Hal ini dilakukan menyusul penolakan Palestina atas rencana perdamaian Timur Tengah yang dibuat Presiden AS Donald Trump.
"Kami telah memberi tahu pihak Israel, bahwa tidak akan ada hubungan sama sekali dengan mereka dan Amerika Serikat termasuk hubungan keamanan," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas dikutip Reuters, Sabtu (1/2).
Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan para menteri luar negeri bagi negara-negara Arab di Kairo. Dalam kesempatan itu, Abbas kembali menegaskan bahwa pihaknya "sepenuhnya" menolak proposal perdamaian yang diajukan Trump. Sebuah proposal yang akan mendemiliterisasi Palestina dengan perbatasan yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan keamanan Israel.
Pejabat Israel belum memberikan tanggapan atas pernyataan Abbas tersebut. Pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina telah lama bekerja sama dalam menjaga wilayah Tepi Barat yang diduduki yang berada di bawah kendali Palestina. Otoritas Palestina juga memiliki perjanjian kerja sama intelijen dengan CIA yang bahkan tetap berlanjut meski Palestina sudah memboikot upaya perdamaian dari Trump pada 2017.
Adapun, proposal perdamaian yang diajukan Trump pada Selasa (28/1), menyerukan pengakuan AS atas permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki. AS juga mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang tak terpisahkan.
Palestina secara tegas menolak. Abbas bahkan menolak untuk mendiskusikannya dengan Trump lewat sambungan telepon. Ia juga menolak menerima salinan proposal tersebut.
"Trump meminta saya berbicara dengannya melalui telepon tetapi saya mengatakan tidak, dan dia ingin mengirimi saya surat. Tetapi saya menolaknya," kata Abbas.