REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut menanam bibit dalam program 222.020 bibit pohon pada lahan kritis sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Program itu diberi nama Leuweung Padjadjaran.
Ratusan ribut bibit itu terdiri dari 150 jenis pohon, 89 pohon di antaranya tergolong tanaman endemik atau langka.
Gerakan Leuweung Padjadjaran dimulai dari kaki gunung Patuha, tepatnya Desa Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Ahad (2/2).
Gerakan lingkungan dari partai politik melengkapi gerakan penanaman 25 juta pohon yang akan dicanangkan Pemprov Jawa Barat bulan depan.
Ridwan Kamil pun, mengapresiasi gerakan Leuweung Padjajaran karena akan mampu merehabilitasi 25 persen seluruh lahan kritis di sepanjang DAS Citarum.
"Saya apresiasi dengan pencanangan Leuweung Padjajaran ini karena kami juga lagi siap-siap mencanangkan program penanaman 50 juta pohon di Jabar yang akan dilakukan pada bulan depan, sehingga ini melengkapi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Selain menanam banyak pohon secara serentak, Leuweung Padjajaran juga menekankan untuk mencintai bumi, mendorong gerakan hidup bersih, merawat lingkungan, membersihkan hutan, serta melestarikan mata air.
"Pencanangan Leuweung Padjadjaran adalah bakti dan kepedulian kita kepada alam," kata Emil.
Ratusan bibit pohon ini merupakan sumbangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan Provinsi Jabar serta Forum DAS Jabar. Penanaman sekitar 222 ribu pohon itu ditanam dari hulu sampai hilir meliputi 10 kabupaten/ kota, 133 kecamatan dan 915 desa/ kelurahan.
Emil mengatakan, rehabilitasi lahan kritis di DAS Citarum tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja tetapi melibatkan seluruh stakeholders termasuk partai politik dan masyarakat.
"Nanti akan ada program yang lulus wisuda nyumbang satu pohon, yang mau menikah nyumbang 10 pohon, rotasi/ mutasi PNS nyumbang 10 pohon dan yang surat Izin Mendirikan Bangunannya (IMB) terbit bisa nyumbang 1.000 pohon. Jadi semua ini adalah gerakan bersama," paparnya.
Dengan demikian, kata Emil, dalam waktu yang tidak terlalu lama semua bibit pohon tersebut akan tumbuh di lahan kritis yang menurut catatan Kementerian LHK mencapai 700 ribu hektare di seluruh wilayah Jabar.