REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa mengecam rencana perdamaian Timur Tengah yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, termasuk untuk konflik Israel-Palestina. Rencana itu dinilai bertentangan dengan resolusi internasional.
“Rencana AS melawan banyak parameter yang disepakati secara internasional: perbatasan 1967, seperti yang disepakati oleh kedua belah pihak, dengan negara Israel dan negara Palestina yang merdeka hidup berdampingan dalam perdamaian, keamanan dan saling pengakuan,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Ahad (2/2), dikutip Anadolu Agency.
Hal itu disampaikan Borrell saat bertemu Raja Yordania Abdullah II dan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi di Amman. Selain membahas kerja sama bilateral, mereka turut mendiskusikan perkembangan kawasan.
Borrell mengungkapkan Uni Eropa dan Yordania menyadari konflik Palestina-Israel merupakan salah satu konflik terpanjang serta paling menyakitkan dalam sejarah. Dia seolah menyangsikan rencana perdamaian yang digagas Trump.
Apalagi mengetahui rencana itu dibuat tanpa melibatkan perwakilan Palestina. “Pengalaman selama 50 tahun terakhir telah menunjukkan tanpa persetujuan di antara semua pihak, tidak ada rencana perdamaian yang memiliki peluang berhasil. Untuk menemukan jalan ke depan yang berkelanjutan, kedua belah pihak perlu kembali ke meja,” ujar Borrell.
Borrell menegaskan kembali komitmen Uni Eropa terhadap solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel. “Kita membutuhkan solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dalam konflik jangka panjang ini,” ucapnya.
Pada Selasa pekan lalu, Trump mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah. Rencana itu menuai banyak kritik dan penolakan karena dianggap sangat memihak serta membela kepentingan politik Israel.
Dalam rencananya, Trump menyatakan Yerusalem adalah ibu kota Israel yang tak terbagi. Ia pun mengakui kedaulatan Israel atas sebagian wilayah Tepi Barat, termasuk Lembah Yordan.
Trump mengusulkan Abu Dis sebagai ibu kota Palestina. Abu Dis adalah sebuah kota di Yerusalem Timur. Namun hal itu jelas mengabaikan tuntutan Palestina. Palestina telah sering menyatakan ia ingin menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Palestina pun kerap menegaskan hal itu tak dapat ditawar.