REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun lalu, Bumilangit Studios sukses membangkitkan tokoh Gundala lewat film yang meraup pendapatan sekitar Rp 60 miliar. Kini, tokoh yang diciptakan pada 1969 oleh Harya Suraminata itu mencoba menyasar pasar Asia Tenggara.
Founder dan CEO Bumilangit, Bismarka Kurniawan, mengatakan, perluasan target dilakukan dengan penerbitan komik Gundala: Destiny. Komik ini hadir dalam bahasa Inggris dan dipasarkan di sejumlah negara di Asia Tenggara.
"Saat ini, komik tersebut sudah diterbitkan di Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam," kata Bismarka dalam peluncuran Gundala: Destiny di Jakarta, akhir pekan lalu.
Komik yang merupakan terjemahan dari Gundala: Takdir ini juga merupakan sebuah adaptasi dari film Gundala yang tayang Agustus tahun lalu. Tapi, lanjutnya, agar mampu hadir dengan kondisi pasar di Asia Tenggara, maka Bumilangit pun menghadirkan sejumlah perbedaan dalam komik yang ditulis oleh Oyasujiwo itu.
"Tidak semua masyarakat di Asia Tenggara berkesempatan untuk menikmati film-nya. Oleh karena itu kami menghadirkan komik ini dengan cerita yang lebih lengkap. Sehingga, pembaca yang belum sempat menonton film Gundala tetap dapat menikmati ceritanya dengan utuh," ujarnya.
Ia menekankan, kehadiran komik ini merupakan upaya dari Bumilangit untuk memperkenalkan intellectual property (IP) karya anak bangsa di Asia Tenggara. Diharapkan, lewat hal ini, Bumilangit pun berperan aktif dalam mendukung industri kreatif Indonesia.
Di satu sisi, ia mengungkap bahwa Bumilangit tak mematok target total penjualan dari komik setebal 120 halaman itu. Sebab, tujuan utama dari penerbitan komik ini adalah untuk meningkatkan awareness sosok Gundala dalam kancah yang lebih luas.
Dengan kata lain, selain menjaring penggemar baru, komik ini sekaligus menjadi bagian penting bagi penonton yang ingin mengenal lebih jauh mengenai karakter-karakter yang ada dalam film Gundala.