REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan konsultan pengelolaan properti Inner City Management (ICM) menyiapkan berbagai langkah untuk mencegah potensipenyebaran virus corona di apartemen yang dikelolanya. Chief Operating Officer ICM Krisdiarto Adipranoto mengatakan saat ini sekitar 40 lokasi apartemen dikelola ICM,yang sebagian di antaranya dihuni warga negara asing.
“Saat ini terdapat sekitar 40 site apartemen yang dikelola, yang di dalamnya terdapat banyak warga negara asing dan penghuni yang sering bepergian ke luar negeri, termasuk ke China,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (3/2).
Virus corona pertama kali merebak di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019 dan menyebar ke berbagai negara. Sedikitnya 16 negara di dunia mengumumkan kasus positif virus berkode 2019 - nCov itu.
Virus yang diyakini pertama kali berasal dari Pasar Seafood Huanan tersebut telah menginfeksi 12.000 orang. Hingga Ahad (2/2), jumlah korban tewas akibat virus tersebut ada sebanyak 305 orang.
Hampir semua negara, termasuk Indonesia melakukan upaya pencegahan dan antisipasi masuk dan tersebarnya virus ini di masing-masing negara.
Selain memperketat pengawasan terhadap orang dari dan menuju China di bandara dalam negeri dengan menyediakan alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner), pemerintah juga gencar melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan korban yang positif terinfeksi.
Menurut Krisdiarto, berbagai langkah dilakukan ICM untuk mendukung berbagai upaya pemerintah tersebut. Saat ini, ICM secara proaktif menjalankan program antisipasi dan pencegahan penyebaran virus corona di lingkungan properti kelolaan.
Program tersebut melibatkan semua departemen, terutama yang bertugas di bagian terdepan (frontliner)yaknireceptionist, customer service, dan security, ICM telah memiliki prosedur standar operasional penanganan virus.
Berdasarkan prosedur yang ada, terdapat beberapa langkah yang dilakukan. Pertama, melakukan identifikasi data hunian, terutama penghuni yang berasal atau baru kembali dari China.
Kedua, melakukan sosialisasi tentang virus corona via Channel 1 (televisi lokal apartemen) dan majalah dinding. Ketiga, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Dalam melakukan sosialisasi, kata Krisdiarto, ICM berpedoman pada sumber-sumber resmi, seperti situs Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
ICM juga telah menyiapkan perlengkapan yang perlu untuk mencegah dan menangkal virus corona di setiap apartemen, di antaranya infrared thermometer, masker, dan cairan antiseptik. Semua petugas di frontliner juga telah diberikan pelatihan penggunaan alat serta prosedur penanganan di lapangan.
"Jika ada tamu datang, khususnya dari luar negeri akan dilakukan pengukuran suhu tubuh, kalau ada gejala flu, maka akan diberikan masker, agar tidak ada penyebaran virus. Jika ada yang terindikasi, kami akan membawa ke rumah sakit rujukan penanganan virus corona yang ditetapkan pemerintah," ujar Krisdiarto.
Agar lebih terkoordinasi, ICM juga mendirikan posko pencegahan virus corona per kawasan yang dipimpin seorang manajer apartemen. Semua itu dilakukan agar kenyamanan dan keamanan berhuni di apartemen tetap terjaga, serta tidak menimbulkan keresahan para penghuni.
Krisdiarto menambahkan mengingat banyak penghuni yang melakukan perjalanan ke luar negeri, lingkungan apartemen menjadi salah satu tempat rawan bagi penyebaran virus. Untuk itu ICM terus berkoordinasi dengan pihak terkait, terutama Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
“ICM sangat serius menerapkan cegah tangkal virus corona di lingkungan apartemen,” kata Krisdiarto seusai Rapat Koordinasi dengan jajaran Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Rapat Koordinasi dihadiri ICM dan melibatkan sekitar 15 orang manajer apartemen. Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia Handayani dalam rapat tersebut mengapresiasi dan memberikan respons positif terhadap berbagai langkah ICM.
Menurutnya, apa yang dilakukan perusahaan konsultan pengelolaan properti itu sangat membantu pemerintah, terutama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
"Dengan keterbatasannya, pemerintah tidak mungkin mengawasi semua pergerakan warga. Karena itu, peran serta masyarakat dan swasta sangat perlukan. Kami sangat mengapresiasi dengan apa yang dilakukan ICM, dan kami berharap dapat dicontoh oleh pengelola-pengelola gedung di seluruh Indonesia,” ujar Dwi.
Dinas Kesehatan DKItelah membuka call center untuk menerima laporan warga terkait virus corona dengan nomor 081388376955.
Selain itu, warga dapat menghubungi Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) di nomor 119 atau layanan darurat di nomor 112. Dia mengimbau agar warga segera melapor jika terdapat gejala-gejala terkait virus corona.