Senin 03 Feb 2020 09:39 WIB

Abbas Putus Kerja Sama Keamanan dengan AS dan Israel

Liga Arab menilai, rencana Trump tak penuhi sedikit pun hak-aspirasi rakyat Palestina

Bendera Palestina (Ilustrasi)
Foto: Ist
Bendera Palestina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Otoritas Palestina memutus semua hubungan dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel, termasuk yang berkaitan dengan keamanan. Langkah ini diambil setelah Palestina menolak rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.

"Kami telah menyatakan kepada Israel dan Amerika Serikat bahwa tidak akan ada hubungan sama sekali dengan mereka, termasuk hubungan keamanan," ujar Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sabtu (1/2), di hadapan pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir.

Baca Juga

Abbas mengatakan, dia menolak untuk mendiskusikan rencana perdamaian itu dengan Trump melalui sambungan telepon. Dia juga menolak menerima salinan proposal perdamaian tersebut untuk dipelajari lebih lanjut.

"Trump meminta saya berbicara dengannya melalui telepon, tetapi saya berkata tidak dan dia ingin mengirimi saya surat, tetapi saya menolaknya," ujar Abbas.

Abbas memegang peta yang menunjukkan bahwa secara bertahap wilayah Palestina terus menciut dalam periode empat tahap, mulai dari sebelum 1948 hingga rencana Timur Tengah Trump. "Saya menantang Anda sekalian, jika Anda bisa melihat keberadaan kami (Palestina) di peta," katanya dikutip Aljazirah. "Sungguh, ini aib."

Pasukan keamanan Israel dan Otoritas Palestina telah lama bekerja sama dalam menjaga wilayah Tepi Barat yang diduduki dan berada di bawah kendali Palestina. Selain itu, Otoritas Palestina juga memiliki perjanjian kerja sama intelijen dengan badan intelijen AS, yaitu CIA. Perjanjian kerja sama ini terus berlanjut setelah Palestina memboikot upaya perdamaian yang diinisasi oleh pemerintahan Trump pada 2017.

Rencana perdamaian Timur Tengah yang digagas pemerintahan Trump dinilai sejumlah pihak tidak adil. Dalam proposal itu, AS, antara lain, mengakui permukiman Israel di wilayah pendudukan di Tepi Barat sebagai wilayah Israel. AS juga mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tak terpisahkan.

photo
Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Sikap Liga Arab

Liga Arab menggelar pertemuan darurat selama satu hari di Kairo untuk membahas langkah-langkah Liga Arab setelah pengumuman rencana perdamaian oleh Trump. Pertemuan ini dihadiri para menteri luar negeri Liga Arab.

Liga Arab juga menyatakan menolak sepenuhnya rencana Trump karena tidak memenuhi sedikit pun hak dan aspirasi rakyat Palestina. Dalam pernyataan mereka, Liga Arab juga menyatakan sepakat untuk tidak bekerja sama dengan Pemerintah AS dalam menerapkan rencana mereka.

Liga Arab mengulangi dukungan mereka pada solusi dua negara yang mengakui Israel dan Palestina hidup berdampingan. Palestina diharapkan berdiri dengan batas negara seperti sebelum Perang 1967 dan Yerusalem Timur menjadi ibu kota mereka.

Para menteri luar negeri dari Mesir, Arab saudi, Yordania yang menjadi sekutu dekat AS, beserta Irak dan Libanon mengatakan, perdamaian tidak akan tercipta tanpa mengakui hak-hak Palestina untuk mendirikan negara dalam wilayah pra-1967. n rizky jaramaya/reuters, ed: yeyen rostiyani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement