Senin 03 Feb 2020 13:17 WIB

China Berupaya Selamatkan Ekonomi dari Dampak Virus Corona

Sejumlah bisnis tutup dan pembatasan perjalanan ke China akibat wabah virus corona.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.
Foto: chinatopix via AP
Petugas medis mengenakan pakaian proteksi lengkap di kota Wuhan, China, yang terkena wabah virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengambil langkah untuk menopang perekonomian yang terdampak akibat wabah virus corona. Penyebaran virus corona telah membuat sejumlah bisnis tutup dan negara-negara di dunia melakukan pembatasan perjalanan.

Beijing menghadapi keterasingan global ketika sejumlah negara memberlakukan larangan perjalanan dan mengevakuasi warganya. Selain itu, maskapai penerbangan internasional menangguhkan penerbangan ke China. Hal itu berisiko memperburuk perlambatan ekonomi Cina.

Baca Juga

Bank sentral China akan menyuntikkan likuiditas sebesar 173,8 miliar dolar AS melalui reverse repo pada Senin (3/2). Penyuntikan dana itu dilakukan ketika China bersiap untuk membuka kembali pasar saham setelah libur panjang Tahun Baru Imlek. China Central Television (CCTV) melaporkan, pemerintah akan membantu sejumlah perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan vital untuk melanjutkan pekerjaan mereka dengan cepat.

Menteri Keuangan Hong Kong, Paul Chan mengatakan, risiko kontraksi ekonomi dapat berlanjut ke dalam ekonomi kawasan. Menurutnya, sektor katering, ritel, pariwisata, dan konsumen yang telah terpukul dalam enam bulan terakhir akan terjatuh lebih dalam.

Di Beijing, beberapa mal tetap buka selama libur Imlek. Sejumlah staf yang mengenakan masker berdiri di luar toko dan memeriksa suhu tubuh setiap customer. Sementara itu, toko dan kafe di kota-kota lainnya di China memilih untuk menutup bisnis mereka.

“Kami tidak bisa bekerja dan tidak memiliki penghasilan. Saya lebih suka bekerja daripada tinggal di rumah dan tidak melakukan apa-apa, ” kata pekerja restoran, Wu Caixia di Beijing.

Perusahaan pengembang properti terbesar ketiga di China, China Evergrande Group akan memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek hingga 16 Februari. Perusahaan itu menangguhkan pekerjaan konstruksi di 1.246 tempat hingga 20 Februari. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement