Senin 03 Feb 2020 16:29 WIB

Erosi Ancam Lahan di Tepi Sungai Cimanuk Garut

Erosi lahan di sekitar Sungai Cimanuk disebut telah terjadi selama 10 tahun terakhir.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga menunjukkan lahan yang terdampak erosi di tepi Sungai Cimanuk, Desa Sukasenang, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga menunjukkan lahan yang terdampak erosi di tepi Sungai Cimanuk, Desa Sukasenang, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Setidaknya enam rumah warga di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, terancam erosi yang terjadi akibat aliran Sungai Cimanuk. Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan mengatakan, erosi lahan di sekitar Sungai Cimanuk telah terjadi selama 10 tahun terakhir.

Menurut dia, dalam 10 tahun terakhir, sudah ada sekira 5 hektare lahan warga yang terdampak. Akibat erosi itu, sejumlah lahan produktif milik warga menghilang terbawa aliran sungai.

"Sekarang saja sudah hampir tergerus. Sudah lima hektare dalam 10 tahun," kata dia, Senin (3/2).

Pihak desa, lanjut dia, tekah mengajukan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), untuk membuat tembok penahan tebing (TPT). Pasalnya, jika tak segera dibangun TPT, lahan warga yang terancam terkena erosi akan semakin banyak.

Iwan mengatakan, dana desa yang dimiliki tak cukup untuk membuat TPT. Sebab, untuk menahan tanah agar tak tergerus erosi, mesti dibangun TPT di sepanjang aliran sungai yang panjangnya mencapai 2 kilometer, dengan tinggi tebing rata-rata 5-6 meter.

Ia menambahkan, salah satu penyebab erosi parah di Desa Sukasenang adalah kejadian banjir bandang pada 2016. Ketika itu, lanjut dia, banyak lahan yang tergerus air. Setelah banjir berlalu, sejumlah rumah yang dinilai aman menjadi masuk zona merah.

"Harapannya dibangun TPT. Tapi kita minta juga dikembalikan aset masyarakat yang sudah hilang, baru bangun TPT," kata dia.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Happy Mulya mengaku baru mendapat info terjadinya abrasi di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Menurut dia, pihaknya akan segera menurunkan tim untuk melakukan survei ke lokasi.

"Harus disurvei lokasinya dulu, jika penanganan erosinya besar harus di-DED lalu diusulkan melalui SNVT PJSA. Jika penanganan erosinya kecil bisa ditangani melalui Satker OP dan OP Sungai," kata dia ketika dikonfirmasi Republika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement