REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAb -- Terinspirasi oleh leluhur dan ibundanya, Rukhsar Asif mulai menjelajah dunia sejak usia 18 tahun. Setidaknya sudah 50 negara yang dia kunjungi sebagai Duta Perdamaian dan Kemanusiaan Denmark juga sebagai mahasiswa yang mendalami aktivitas dakwah di berbagai kebudayaan di belahan dunia.
Berbagai inspirasi dan tantangan seringkali dihadapi muslimah aktivis yang akrab dipanggil Noori ketika berkunjung di banyak konteks masyarakat. Kisahnya menjelajahi 50 negara di 5 benua selama enam tahun perjalananya dikisahkan untuk memotivasi 24 santriwati Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Takhassus Cikarang di Grha Tahfidz Daarul Qur’an II Yogyakarta, pada Rabu (29/1).
24 santriwati kelas XII yang telah menyelesaikan 30 juz hafalannya menyempatkan berkunjung dan berdiskusi dengan Noori pada sore hari di tengah program Rihlah Tarbawiyyah (study tour). Motivasi dan diskusi dengan tajuk “Travelling with Allah” memberikan pandangan dan semangat untuk para santriwati.
“Dengan Alqur’an kalian harus bisa menjelajah dan belajar melebihi apa yang saya lakukan. Sedikitnya saya belajar Alqur’an di Eropa, namun jika dibersamai dengan iman dan Allah SWT. Maka berbagai petualangan untuk memahami dakwah Islam dapat dilakukan,” ungkap Noori kepada para santriwati.
Tantangan menjadi komunitas muslim minoritas di Denmark terus menambah keyakinannya jika suatu hari Islam akan berkembang dengan damai dan positif di Eropa. Bermula dari kebutuhan Uni Eropa akan perspektif minoritas muslim untuk menyikapi berbagai situasi, Noori pun terpilih menjadi utusan Erasmus+ yakni program pertukaran mahasiswa di Uni Eropa.
Perjalanan pun dimulai. Setelah berbagai negara dan perjalanan dilalui, Noori pun berpesan pada para santriwati bahwa, “Perjalanan ini membuktikan Allah SWT. tidak hanya mewujudkan mimpi masa kecilku, namun juga memberi saya tugas untuk berdakwah dengan akhlak dan salam yang merepresentasikan Islam.”
“Semua perjalanan ke berbagai belahan dunia saya lakukan sendirian. Hal ini memberikan hikmah bahwa kita lahir ke dunia sendirian, begitu juga saat kita meninggal. Ingatlah Allah di setiap langkah kalian, sebanyak mungkin, sekhusyuk mungkin,” nasihat perempuan yang sedang menyelesaikan studi magisternya di Copenhagen Business School ini.
Ia pun menutup diskusi sore itu dengan motto hidupnya, “don’t just dream your dreams, live your dreams (jangan hanya memimpikan mimpi-mimpimu, wujudkan mimpi-mimpimu),” tukas Tae Kwon Doin bersabuk hitam ini.
Noori pun berharap, Indonesia yang sering disebutnya “Happy Land” akan menjadi bangsa yang besar dan menjadi inspirasi Muslim di seluruh dunia dengan sebanyak-banyaknya Penghafal Al-Qur’an. Pun dari ratusan santri Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Takhassus yang tersebar di sembilan kota di seluruh Indonesia, dimana santri-santri dari kalangan yatim duafa mendapat beasiswa untuk belajar, menghafal, mengkaji Alqur’an yang insya Allah akan menjadi keberkahan dan inspirasi di tengah masyarakat luas.