Senin 03 Feb 2020 19:43 WIB

Kemenkominfo Sebut Ada 54 Hoaks Terkait Virus Corona

Penyebaran hoaks terbesar terkait virus corona melalui Whatsapp.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Kominfo Sebut Ada 54 Hoaks Terkait Virus Corona. Foto: Hoaks (ilustrasi)
Foto: Dok Republika.co.id
Kominfo Sebut Ada 54 Hoaks Terkait Virus Corona. Foto: Hoaks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informasi, Johnny G Plate, mengatakan, sejauh ini terdapat 54 kabar bohong dan disinformasi terkait kasus virus korona. Pihaknya tak menutup kemungkinan akan memproses hukum penyebar hoaks terkait hal tersebut.

"Penyebaran yang paling besar melalui Whatsapp, diteruskan, diteruskan, itu seperti deret ukur dan bisa menjangkau banyak sekali masyarakat," jelas Johnny di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (3/2).

Baca Juga

Menurut Johnny, 54 kabar tak benar tersebut bisa memengaruhi jutaan orang. Hal tersebut akan merugikan semua pihak. Untuk mengantisipasinya, Kemenkominfo melakukan langkah-langkah persuasif terlebih dahulu. Jika terus berulang, maka tak tertutup kemungkinan akan diproses melalui aparat penegak hukum.

"Tadi sudah saya sampaikan, dipersuasi, disampaikan, jangan, stop. Ini nambah terus soalnya. Dikasih stempel hoaks atau disinformasi. Stop. Kita sebarkan ke media (konten hoaksnya). Kalau berulang-ulang terus, maka nanti aparat melalui penegakkan hukum, kita akan proses," katanya.

Di samping itu, Sejak mulai menggejala, berbagai kabar bohong juga misinformasi soal virus korona baru (2019-nCoV) beredar secara masif di media sosial. Republika.co.id memeriksa keabsahan beberapa di antaranya.

1. Korban meninggal virus corona mencapai puluhan ribu jiwa.

Kenyataannya: Sejauh ini, data yang dikumpulkan Komisi Kesehatan Nasional China dan WHO mencatatkan angka yang jauh lebih sedikit, yakni 170 orang pada Kamis (30/1).

2. Virus corona baru sudah dipatenkan sebelum mewabah.

Kenyataannya: Merujuk HYPERLINK "http://factcheck.org"factcheck.org, paten yang dimaksud dalam kabar hoaks itu adalah paten virus corona jenis berbeda yang dikembangkan Pusat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit AS dengan tujuan vaksin buat unggas dan ternak.

3. Virus corona baru merupakan senjata biologi yang bocor.

Kenyataannya: Sejauh ini para peneliti menduga virus corona menyebar dari pasar ikan di Wuhan. Korban-korban pertama diketahui mengunjungi pasar itu. Belum ada bukti yang menyatakan sebaliknya.

4. Virus corona dapat menyebar melalui impor gawai, pakaian, dan hasil pertanian dari China.

Kenyataannya: Kemenkes RI menyatakan hal ini tak berdasar. Terlebih, untuk menempuh perjalanan jauh dari China ke Tanah Air, virus memerlukan inang organisme hidup untuk bertahan hidup.

5. Warga Wuhan bertumbangan di jalan akibat virus corona.

Kenyataannya: Video-video yang beredar di media sosial kerap menunjukkan kondisi tak terkait di daerah lain. Salah satunya, berasal dari aksi mengenang holocoust di Jerman.

6. Ada pendatang dari China yang meninggal di bandara-bandara Tanah Air akibat virus corona.

Kenyataannya: Hal ini disangkal otoritas bandara-bandara terkait. Satu kasus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, diketahui akibat serangan jantung.

7. Sudah ada pasien positif virus corona yang dirawat di rumah sakit di Tanah Air.

Kenyataannya: Kemenkes menyatakan, sejauh ini ada 15 orang dipantau dan tiga dalam pengawasan. Sebagian sudah dipastikan negatif, sebagian sudah dipulangkan. Belum ada yang dinyatakan positif terjangkit nCoV.

8. Virus corona disebarkan untuk menghabisi populasi umat Islam di Wuhan.

Kenyataannya: Info ini hoaks menurut Kemenkominfo. Jumlah umat Islam di Wuhan tak signifikan, hanya 1,6 persen dari total populasi, juga bukan agama paling pesat perkembangannya.

9. Ada ramuan-ramuan tertentu yang diklaim dapat menangkal virus korona.

Kenyataannya: Seperti influenza, sejauh ini belum ada obat dan vaksin guna menangkal virus tersebut. Namun, menurut Kemenkes, pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga stamina, hidup bersih, dan menghindari daerah terdampak.

10. Kebiasaan warga Wuhan menyantap sup kelelawar jadi pemicu mewabahnya korona.

Kenyataannya: Kemenkes menyatakan, mengolah serta mengonsumsi hewan seperti ular dan kelelawar memang bisa meningkatkan potensi tertular. Meski begitu, video viral yang beredar soal perempuan yang mengonsumsi sup kelelawar sedianya bukan diambil di Wuhan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement