REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Belum idealnya Kota Serang menjadi ibu kota Provinsi Banten dinilai bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemkot Serang.
Menurut Wali Kota Serang Syafrudin keteledoran Provinsi Banten juga berpengaruh besar atas daerahnya yang belum kunjung representatif sebagai ibu kota provinsi.
Hal ini disampaikannya sebagai respon pernyataan Gubernur Banten Wahidin Halim yang mengaku malu mendengar keluhan kalau Ibu kota Provinsi Papua lebih baik ketimbang ibu kota Banten.
"Bukan hanya keteledoran Pemkot Serang, tapi juga keteledoran Provinsi Banten. Gimana dibentuk Kota Serang kalau nggak tanggung jawab mah?. Artinya kalau mengandalkan pemkot saja tidak mungkin secepat itu. Tanggung jawab kami lebih besar, tapi kalau tidak dibantu oleh provinsi itu akan lambat," jelas Syafrudin, Senin (3/2).
Menurutnya, porsi bantuan keuangan (bankeu) sebesar Rp 45 miliar bagi Kota Serang menunjukkan pemprov belum memberi perhatian besar bagi ibu kota provinsinya sendiri. Sementara daerah lain di Banten ada yang mendapat bantuan keuangan hingga Rp 80 miliar.
Ketergantungan terhadap dana transfer atau bantuan anggaran untuk pembangunan di Kota Serang disebutnya masih menjadi masalah bagi ibu kota Provinsi Banten. Sebagai daerah yang baru didirikan pada 2007 lalu ini, ia mengatakan, bankeu pemprov idealnya mencapai Rp 200 miliar.
"Periode kepemimpinan saya ini menekan untuk memperbanyak Dana Insentif Daerah (DID). DID itu untuk mencari bantuan ke provinsi maupun ke pusat, di perubahan anggaran kita banyak DID. Jadi sebenarnya provinsi sudah ada (bantuan) tapi belum maksimal," jelasnya.
Sementara Wakil Ketua DPRD Kota Serang, Hasan Basri juga mengatakan kalau seharusnya Pemprov Banten memperhatikan daerahnya. Kota Serang sebagai etalase Provinsi Banten sudah sewajarnya diberi perhatian lebih.
"Kota Serang ini jangankan dengan ibu kota provinsi lain, dengan Tangerang raya saja sudah jauh. Saya sepakat kalau kota ini bukan hanya tanggung jawab pemkot saja, tapi juga pemprov karena ini ibu kotanya provinsi. Kita ini kan jadi etalasenya Banten, tapi faktanya ada banyak kantor OPD yang rusak, masih mengontrak," kata Hasan Basri.
Hasan mengaku prihatin dengan banyak predikat negatif yang disematkan ke Kota Serang seperti kota termiskin hingga tata kota yang masih buruk. Predikat negatif tersebut disebutnya banyak diaebabkan oleh perhatian yang minim, terutama soal bantuan anggaran.
Sinergi yang baik bersama Pemprov Banten dikatakannya adalah solusi untuk membuat Kota Serang menjadi lebih baik sebagai ibu kota provinsi dan bagi warganya.
Sebelumnya Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku malu dengan keluhan pengunjung ke Kota Serang yang menyebut Ibu Kota Provinsi ini kalah dengan Ibu Kota Provinsi Papua.
"Saya sebagai Gubernur malu kalau ada pengunjung ke Kota Serang bilang Kota Serang sebagai ibukota provinsi kalah sama ibukota Provinsi Papua. Karena itu saya terdorong untuk turut benahi Kota Serang menjadi kota yang rapih dan beridentitas dengan melihat potensi-potensi yang ada di dalamnya," jelas Wahidin beberapa waktu lalu.