REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menjual kelebihan produksi listrik yang dihasilkan oleh Pabrik Gula Pesantren Baru di Kediri, Jawa Timur, kepada PT PLN (Persero). Selanjutnya, listrik yang dijual ini bisa digunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat.
Kerja sama perjanjian jual beli listrik tersebut ditandatangani Direktur Utama PTPN X Dwi Satriyo Annurogo dan General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jatim Bob Saril di ruang pertemuan PG Pesantren Baru, Kediri, Senin (3/2).
"Ini wujud sinergi dari program BUMN Hadir Untuk Negeri dalam memberikan manfaat kepada masyarakat," kata Dwi Satriyo.
Kerja sama jual beli listrik berlangsung selama dua tahun. Kapasitas listrik yang diproduksi PG Pesantren Baru sebesar 3 Megawatt (MW) dengan harga Rp 545 per-kilowatt jam (kwh).
Dwi Satriyo menjelaskan, listrik tersebut merupakan energi baru terbarukan yang diproduksi dari ampas sisa pengolahan tebu saat proses produksi gula berlangsung. Sebagian produksi listrik digunakan memenuhi keperluan Pabrik Gula Pesantren Baru.
"Kelebihannya kami jual kepada PLN. Nah, penjualan listrik berlangsung hanya selama PG melakukan giling, karena saat itu listrik juga diproduksi," ujarnya.
Dari kerja sama penjualan listrik tersebut, lanjut Dwi Satriyo, PTPN X berpotensi meraih pendapatan hingga sekitar Rp 3 miliar, tergantung pemakaian listrik dari PLN.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jatim Bob Saril menambahkan, kerja sama ini menjadi bagian dari upaya PLN untuk menambah pasokan listrik dari sumber energi baru terbarukan. Selain PG Pesantren Baru, ada dua pabrik gula lagi milik PTPN X yang berpotensi menghasilkan listrik dari ampas sisa pengolahan tebu, yakni PG Kremboong Sidoarjo dan PG Gempolkrep Mojokerto.
"Memang skalanya masih kecil, tapi kami akan terus mencari sumber-sumber baru dari EBT (energi baru terbarukan) untuk membantu memenuhi target nasional 23 persen EBT pada 2025," ujarnya.