Senin 03 Feb 2020 23:08 WIB

Mentan Periksa Karantina Hewan di Bandara Cengkareng

Antisipasi wabah corona, Mentan periksa karantina hewan di Bandara Cengkareng.

Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Mentan Syahrul Yasin Limpo telah melakukan inspeksi terhadap Karantina Pertanian di Bandara Soekarno Hatta sebagai antisipasi penyebaran virus corona jenis baru.
Foto: kementan
Karantina Pertanian Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten. Mentan Syahrul Yasin Limpo telah melakukan inspeksi terhadap Karantina Pertanian di Bandara Soekarno Hatta sebagai antisipasi penyebaran virus corona jenis baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melakukan inspeksi berupa pemeriksaan terhadap karantina hewan dan produknya di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Senin. Inspeksi ini dilakukan sejalan dengan informasi dari lembaga kesehatan hewan dunia (OIE) bahwa penyakit pernapasan akut corona yang tengah mewabah ini akibat virus novel coronavirus (2019-nCov).

"Ini yang menjadi perhatian, khususnya bagi jajaran Karantina Pertanian untuk terus memantau kondisi terkini kesehatan dan keamanan dari media pembawa hama penyakit baik hewan dan tumbuhan. Pengawasan harus diperkuat," kata Mentan melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Berdasarkan data urutan genetiknya, virus corona jenis baru ini adalah kerabat dekat CoV lain yang ditemukan beredar di populasi kelelawar Rhinolophus (kelelawar Horseshoe). Mentan memandang, perlu dilakukan pengetatan pengawasan terhadap lalu lintas sumber hewan, termasuk spesiesnya yang masuk ke Indonesia agar dapat mengantisipasi potensi dari reservoir hewan dalam penyakit ini.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, yang turut mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian menjelaskan bahwa sama halnya seperti Coronavirus (CoV) adalah keluarga virus RNA (asam ribonukleat). Mereka disebut coronavirus karena partikel virus menunjukkan karakteristik "corona" (mahkota) protein lonjakan di sekitar amplop lipidnya..

Infeksi CoV sering terjadi pada hewan dan manusia. Beberapa strain CoV adalah zoonosis, yakni virus dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Akan tetapi, banyak strain virus corona tidak zoonosis.

Pada manusia, menurut Ali, CoV dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (disebabkan oleh MERS-CoV) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (yang disebabkan oleh SARS-CoV). Investigasi terperinci menunjukkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari musang ke manusia dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia.

Kasus pneumonia pada manusia yang tidak diketahui penyebabnya dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Center for Diseases Control and Prevention (CDC) USA menyebut, virus corona jenis baru ini adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang manusia. China mengidentifikasinya sebagai penyebab kesakitan oleh otoritas Cina pada 7 Januari 2020.

Sejak itu, kasus infeksi pada manusia dengan sejarah perjalanan ke Wuhan telah dilaporkan oleh beberapa provinsi di China dan oleh sejumlah negara di luar China. Hingga hari ini, WHO menyebutkan sudah 25 negara terkena wabah ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement