REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengucurkan Rp 500 juta setidaknya untuk 25 sanggar budaya dalam gelaran Cap Go Meh (CGM) atau Bogor Street Festival. Berbeda dengan tahun sebelumnya, CGM yang akan digelar pada Sabtu (8/02) itu telah masuk dalam kalender kegiatan (callender of event) di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kami keluarkan anggaran untuk sanggar-sanggar Sunda supaya bisa memeriahkan acara, apalagi sekarang CGM masuk dalam 100 agenda nasional," ujar Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor, Senin (3/02).
Bima menjelaskan, pemerintah pusat telah membantu mempromosikan acara tersebut. Karena itu, Bima menegaskan, penyelenggaraan harus ditingkatkan, mulai dari kebersihan, pengaturan lalu lintas dan terutama ketertiban keamanan.
"Standar kita harus lebih tinggi lagi dari tahun kemarin, karena Pemerintah Pusat juga bantu terkait promosinya, kalau nilainya turun lagi repot. Jadi, harus kita jaga betul kualitasnya, keamanannya, ketertibannya dan interaksinya," tegasnya.
Ketua Panitia Bogor Street Festival CGM 2020, Arifin Himawan menjelaskan CGM kali ini mengusung tema Looking Eastward (Ingin Melihat ke Timur). Layaknya matahari yang terbit dari timur, dia mengatakan, timur bisa juga sebagai awal dari kehidupan.
"Banyak orang yang lupa bahwa daerah timur memiliki banyak hal istimewa, termasuk kesenian dan kebudayaannya yang juga akan memeriahkan CGM," kata Arifin Himawan atau yang akrab disapa Ahim.
Konsep acara CGM akan menyuguhkan berbagai kebudayaan mulai dari pawai barongsai, liong, joli, dan kesenian tradisional, dari Vihara Dhanagun di Jalan Suryakencana menuju ke Jalan Siliwangi dan kembali lagi ke Vihara Dhanagun. Ahim meyakini kegiatan tersebut mampu menarik banyak wisatawan. Sehingga, Pendapat Asli Daerah (PAD) Kota Bogor dipastikan akan mengalami peningkatan.
"Terbukti ada beberapa hotel yang occupancy-nya full book seperti Hotel 1O1. Dan kami juga sedang mendorong ke hotel lainnya yang berdekatan dengan acara kita bisa full juga," katanya.