REPUBLIKA.CO.ID, Perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju Madinah tidaklah ringan. Rasulullah menghadapi sejumlah rintangan.
Dikutip dari Sirah Nabawiyah, Fir'adi Nasruddin Abu Ja'far, mengatakan setelah baiat 'Aqabah kedua dilakukan, Rasulullah SAW mengizinkan kaum Muslimin yang merasakan panasnya siksaan kaum musyrikin Quraisy terhadap mereka untuk melakukan hijrah ke Madinah.
Kaum Muslimin tidak bersedih hati ketika meninggalkan negeri, kerabat, orang tua, sanak saudara, istri dan anak-anak mereka. Bahkan hati mereka dipenuhi kegembiraan yang sulit di lukiskan dengan kata-kata, karena mereka dapat bebas beribadah kepada Allah SWT semata tanpa ada yang menghalang-halangi mereka. Itulah kemerdekaan yang sejati.
Kaum muslimin yang berhijrah ke Madinah mendapatkan berbagai hambatan dan rintangan yang cukup berat dari orang-orang Quraisy, di antaranya yaitu saat Shuhaib ar-Rumy RA hendak melaksanakan hijrah dengan membawa semua hartanya, maka Quraisy menghadangnya di tengah perjalanan seraya berkata: