REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang merupakan salah satu negara paling menarik bagi wisatawan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Data Japan National Tourism Organization (JNTO) menunjukkan adanya peningkatan jumlah turis asing, dari 397 ribu orang pada 2018 menjadi 412 ribu orang setahun kemudian.
Di tengah maraknya penyakit pneumonia Wuhan, China akibat virus corona jenis baru, pemerintah Jepang sempat khawatir akan terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke negaranya. Project Manager Japan Travel Week, Akita Priandana mengatakan, berdasarkan informasi terakhir di Jepang ada 14 orang yang terinfeksi virus ini, namun kasusnya tidak menyebar luas.
Akita meminta masyarakat tidak takut berkunjung ke Jepang karena sudah ada tindakan untuk menangani wabah tersebut. Pemerintah setempat juga melakukan skrining dengan mengecek suhu tubuh wisatawan yang datang.
"Di cek suhu tubuhnya dengan sistem karbografi yang masuk Jepang terkena virus atau enggak, yang kena masuk karantina dalam periode tertentu. Sejauh ini, tidak menyebar luas," ujarnya.
Akita mengakui, dengan adanya masalah virus ini, mereka khawatir minat pengunjung menurun. Meski begitu, pihaknya terus mempromosikan Jepang lewat pameran daring pariwisata setempat yang dihelat pada pertengahan Februari demi mencapai target 40 juta pengunjung.
"Kami tetep mempromosikan, tetep minta waspada dengan adanya penyakit menular. Yang penting jaga-jaga pakai masker, cuci tangan, jika batuk jangan lupa penutup hidung dan mulut, jangan kemana mana."