Selasa 04 Feb 2020 18:00 WIB

Langkah Islami Membina Rumah Tangga yang Sakinah

Rasulullah SAW menggariskan langkah membina rumah tangga.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menggariskan langkah membina rumah tangga. Menikah muda.ilustrasi
Foto: antarafoto
Rasulullah SAW menggariskan langkah membina rumah tangga. Menikah muda.ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menikah merupakan salah satu sunah yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Islam mengajarkan prinsip-prinsip dalam hidup berumah tangga. 

Berumah tangga adalah seni, seni dalam mengelola jalannya bahtera keluarga. Demikian pula dalam mempertahankan keutuhan keluarga. Saat memutuskan menikah, Islam sebenarnya menekankan bahwa sudah siap untuk beribadah seumur hidup saat telah memutuskan menjadi seorang suami dan istri. 

Baca Juga

Namun, apa saja bentuk iman dalam membentuk rumah tangga menurut Islam? Buku Kunci-Kunci Sukses Rumah Tangga Bahagia karya Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi menjelaskannya sebagai berikut:  

Memilih calon pendamping saleh dan salehah 

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Wanita itu biasanya dinikahi karena empat perkara: hartanya, kehormatannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya engkau akan bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim) 

Menata niat dalam berumah tangga

Niat merupakan fondasi utama kesuksesan semua amalan. Rumah tangga pun harus dibangun di atas niat yang lurus agar menjadi kokoh. Adapun gambaran niat di dalam rumah tangga, di antaranya ialah: 

1. Ketika menikah 

Hendaknya meluruskan niat ketika akan melangsungkan pernikahan, yaitu: untuk (sebagai wujud) ibadah kepada Allah, menjaga kehormatan, memperoleh keturunan, dan sebagainya. 

2. Ketika menjalankan kewajiban rumah tangga

Seorang suami tatkala mengais rezeki, misalnya, hendaknya meniatkan untuk ibadah dan mencari (mengharapkan) pahala. Seorang istri tatkala mencuci, memasak, menyapu, merawat anak, dan sebagainya, hendaknya meniatkannya sebagai ladang ibadah dan tabungan pahala untuk akhiratnya.  

Bila demikian, semua pekerjaan itu akan terasa ringan, membawa berkah, dan berpahala karena didasari oleh niat yang lurus.

3. Ketika ada problem

Ketika terjadi problem rumah tangga, niat yang baik adalah faktor utama untuk merajut kembali hubungan yang terkoyak.

“Dan suami mereka lebih berhak untuk kembali kepada istri jika mereka menginginkan kebaikan.” (QS al-Baqarah [2]: 228)

- Menghiasi hidup dengan ketaatan

  Rumah tangga merupakan sarana kebaikan, sebagai ladang pahala, dan menjadi          salah pintu yang terbuka menuju surga. Rasulullah SAW bersabda:

 “Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan,   menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya maka akan dikatakan kepadanya   ‘masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.” (HR Ahmad)

 - Di saat menghadapi ujian dan problem

  Ketika iman telah tertanam di hati sanubari, perjalanan bahtera rumah tangga di          dalam mengarungi samudra kehidupan akan menjadi indah dan penuh suka walau      banyak ombak yang menerjang dan batu karang yang menghadang. Benarlah sabda    Nabi SAW:

 “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik            baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila                mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan         kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka   yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement