Selasa 04 Feb 2020 16:54 WIB

China Keluhkan Pembatasan Perjalanan dan Perdagangan

Dubes China singgung pembatasan perjalanan Indonesia dari dan ke China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian memberikaan keterangan usai melakukan peretemuan dengan Menko Polhukam Mahfud MD di Jakarta, Kamis (16/1).
Foto: Republika/Prayogi
Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian memberikaan keterangan usai melakukan peretemuan dengan Menko Polhukam Mahfud MD di Jakarta, Kamis (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China mengeluhkan tindakan beberapa negara, termasuk Indonesia, yang memberlakukan pembatasan perjalanan dan perdagangan terhadapnya sehubungan dengan wabah virus corona. 

"Seperti yang tadi saya jelaskan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) tidak setuju bahkan keberatan atas segala tindakan pembatasan perjalanan dan perdagangan terhadap China. Jadi tindakan-tindakan demikian tidak sama bahkan berbeda dengan rekomendasi dari WHO," kata Duta Besar China untuk Indonedia Xiao Qian saat menggelar konferensi pers di gedung Kedubes China di Jakarta, Selasa (4/2). 

Baca Juga

Menurut Xiao, meskipun telah terdapat beberapa negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan serta perdagangan, negara lain seharusnya tak mengikuti langkah tersebut. Dia menilai keputusan demikian dapat menimbulkan dampak langsung terhadap hubungan China dan negara terkait. 

"Kebanyakan negara di dunia mengambil langkah-langkah yang masuk akal dan rasional. Mereka mengambil saran dari WHO seperti memperketat karantina di bandara atau pelabuhan," kata Xiao. 

Dia pun menyinggung tentang keputusan Indonesia yang telah secara resmi membatasi perjalanan dari dan ke China serta menghentikan sementara impor produk makanan dan minuman. "Menurut saya mengambil pembatasan perdagangan dan perjalanan, kami sangat tak mengharapkan dampaknya. Itu sebenarnya juga akan merugikan sektor perdagangan serta pariwisata Indonesia sendiri," ucapnya. 

Xiao mengungkapkan dalam beberapa tahun, kerja sama perdagangan antara China dan Indonesia meningkat pesat. Selama tujuh atau delapan tahun terakhir, China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia.

Menurut Xiao, China juga termasuk salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia. "Kami berharap Indonesia bisa mendengarkan saran WHO dan mengambil tindakan pencegahan wabah yang rasional. Jangan memberikan dampak yang negatif terhadap kerja sama investasi kedua negara," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement