REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejak meninggalnya salah satu siswi SMPN 6 Tasikmalaya, sekolah mulai memperketat pengawasan kepada para siswa. Pihak sekolah tak mau lagi kecolongan dengan kejadian serupa.
Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya, Saefulloh mengatakan, pihaknya mengharuskan para siswa langung pulang ke rumah jika jam pelajaran di sekolah telah usai. Para siswa tak diperkenankan berada di sekolah setelah pulang, kecuali untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.
"Imbauan untuk siswa agar pulang ke rumah setiap pulang sekolah. Jangan main dulu," kata dia, Selasa (4/2).
Menurut dia, kegiatan ekstrakulikuler di sekolah maksimal dilakukan hingga pukul 16.00 WIB. Jika tak ada guru pembimbing ektrakukikuler, anak-anak akan disuruh langsung pulang ke rumahnya masing-masing.
Saefulloh menambahkan, setiap wali kelas juga telah memegang nomor telepon orang tua siswa. Dengan begitu, ketika terjadi sesuatu, orang tua bisa langsung menanyakan kepada wali kelas. Begitu juga sebaliknya, jika ada anak yang tak masuk sekolah, wali kelas dapat langsung mengonfirmasi ke orang tua siswa.
"Jadi bisa mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan, sekolah juga memasang delapan unit kamera pengawas (CCTV) di lingkungan sekolah. Kamera itu dipasang untuk mengawasi kegiatan para siswa, terutama di sudut-sudut yang tak terpantau oleh guru.
"Kita tak ingin kejadian serupa terulang kembali," kata dia.
Sebelumnya, jenazah salah satu siswi berinisial DS (13 tahun) di temukan di gorong-gorong depan sekolahnya pada Senin (27/1) sore. Saat ditemukan, DS masih masih mengenakan seragam sekolah. Dekat jenazah korban, ditemukan pula tas miliknya yang berisi sejumlah buku pelajaran.
Diketahui, tak kembali ke rumahnya sejak Kamis (23/1). Pihak keluarga sempat membuat laporan kehilangan ke Polsek Mangkubumi pada Jumat (24/1). Namun, DS ditemukan meninggal pada Senin sore di depan sekolahnya.