Rabu 05 Feb 2020 00:32 WIB

China Sebut Angka Kematian Virus Corona Mulai Menurun

Angka kematian akibat virus corona di China lebih rendah daripada angka kesembuhan.

Pasien positif virus corona memasuki Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Kini, China menyebut angka kematian (CFR) akibat virus corona jauh lebih rendah daripada angka kesembuhan.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Pasien positif virus corona memasuki Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Kini, China menyebut angka kematian (CFR) akibat virus corona jauh lebih rendah daripada angka kesembuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kematian (case fatality rate) kasus infeksi virus corona jenis baru alias 2019-nCov di China mulai menurun menjadi 2,1 persen. Angka itu merupakan klaim otoritas kesehatan setempat pada Selasa.

“Pada awal-awal virus ini merebak, CFR-nya tercatat 2,3 persen,” kata Jiao Yahui dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Selasa.

Baca Juga

CFR merupakan angka perbandingan jumlah kematian akibat wabah 2019-nCoV dengan jumlah orang yang dinyatakan positif mengidap virus tersebut. Hingga Selasa malam, tercatat 20.523 kasus positif 2019-nCoV dengan jumlah kematian 426 kasus.

Kasus kematian ini disebut sudah jauh lebih rendah daripada angka kesembuhan yang sudah mencapai 715 kasus. Bahkan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menganggap, 2019-nCoV tidak separah virus mematikan yang pernah mewabah sebelumnya, seperti Ebola, SARS, dan MERS.

“Meskipun 2019-nCoV telah menginfeksi banyak orang, angka kematian yang hanya 2,1 persen di China jauh berada di bawah penyakit menular, seperti Ebola, sidrom pernapasan akut parah (SARS), dan flu unta (MERS),” ucap diplomat perempuan itu dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara.

Sementara itu, di Provinsi Hubei sebagai tempat terbanyak kasus kematian, CFR-nya tercatat 3,1 persen. Itu berarti Hubei menyumbang 97 persen kasus kematian pneumonia yang diakibatkan oleh virus corona di China.

Wuhan sebagai Ibu Kota Provinsi Hubei yang dinyatakan episentrum 2019-nCoV menyumbang 74 persen kematian secara nasional. Di luar Provinsi Hubei, CFR-nya hanya 0,16 persen.

“Rasio kematian ini perlahan-lahan berkurang di beberapa daerah di China. Kami sangat yakin itu sehingga masyarakat tidak perlu panik,” kata Jiao.

Menurut dia, mayoritas kasus kematian akibat virus corona terjadi pada kaum pria. Sekitar 80 persen pasien yang meninggal akibat virus tersebut berusia lebih dari 60 tahun.

Lalu lebih dari 75 persen pasien yang meninggal memiliki riwayat penyakit lain yang menyertainya, seperti kardiovaskular, diabetes, dan tumor.

“Para manula yang terinfeksi virus yang juga memiliki penyakit bawaan sangat berisiko tinggi terhadap kematian,” ujar Jiao.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement