REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendesak penghentian rencana menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel tanpa berbagi dengan Palestina setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan agenda tersebut. "Sikap dan pernyataan Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel dan tidak dapat dibagi dua dengan Palestina jelas-jelas sangat menyakiti hati rakyat Palestina," kata Anwar di Jakarta, Selasa (4/2).
Menurut dia, hal itu jelas merupakan perampokan dan perampasan hak-hak dari rakyat dan bangsa Palestina. MUI, ujar dia mengimbau PBB dan negara-negara yang tergabung dalam OKI untuk menghentikan rencana itu.
Bila persoalan itu terwujud, lanjut dia maka hal itu sama saja dengan penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Untuk itu, dia mengimbau pemerintah Indonesia untuk tidak tinggal diam selalu berusaha dan berjuang untuk membela hak-hak rakyat Palestina.
Perjuangan Indonesia, jelas dia harus terus dilakukan sampai negara tersebut mendapatkan kemerdekaan. Juga menjadi negara yang benar-benar bersatu dan berdaulat secara politik dan ekonomi.