Rabu 05 Feb 2020 06:03 WIB

Pasar Modal Saudi Diprediksi Terus Tumbuh Usai IPO Aramco

Arab Saudi mendorong lebih banyak perusahaan melakukan IPO guna memperdalam pasar.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jiddah, Arab Saudi, Ahad (3/11). Perusahaan minyak Aramcontelah mendorong perusahaan lain untuk masuk ke pasar modal Tawadul.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jiddah, Arab Saudi, Ahad (3/11). Perusahaan minyak Aramcontelah mendorong perusahaan lain untuk masuk ke pasar modal Tawadul.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Sejumlah perusahaan Arab Saudi berencana mencatatkan saham di bursa Riyadh dalam beberapa bulan mendatang setelah raksasa minyak Aramco mencatatkan nilai Initial Public Offering (IPO) tertinggi. Rencana ini diproyeksikan mampu mendorong pengembangan pasar modal Arab Saudi.

Saudi Aramco mengumpulkan 2,94 miliar dolar AS dengan mendaftarkan sekitar 1,7 persen saham di Tadawul, bursa saham Arab Saudi, pada Desember. Semula, kebijakan ini mengkhawatirkan beberapa analis mengingat potensi kekeringan likuditas di pasar. Tapi, omset rata-rata Tadawul selama sebulan terakhir, tidak termasuk Aramco, telah bertahan di atas omset rata-rata sepanjang 2019.

"Aramco menunjukkan kekuatan penuh pasar Saudi," ujar Kepala Bidang Strategi di Al Dhabi Capital Ltd, Mohammed Ali Yasin, seperti dilansir Reuters, Selasa (4/2).

Selain Aramco, Tadawul berharap masuknya IPO perusahaan raksasa lain. Sebut saja salah satu operator rumah sakit terbesar di Timur Tengah Sulaiman Al Habib Medical Group. Sebelumnya, mereka sempat menunda keputusan melantai di bursa Riyadh karena memberikan jalan terlebih dahulu untuk Aramco.

Sulaiman Al Habib Medical Group berencana mengumpulkan sekitar 500 juta dolar AS dan siap meluncurkan penawaran perdana pada Rabu (5/2). Rencana ini disampaikan dua narasumber yang memahami isu. Tapi, sampai saat ini, Sulaiman Al Habib Medical Group masih belum memberikan komentar resmi.

Arab Saudi mendorong lebih banyak perusahaan keluarga untuk melakukan IPO guna memperdalam pasar modal setempat. Dorongan ini seiring dengan langkah reformasi pemerintahan yang ingin mengurangi ketergantungan kerajaan terhadap pendapatan minyak.

Sebagai dorongan lebih lanjut, regulator telah melonggarkan persyaratan IPO tradisional untuk mendaftarkan setidaknya 30 persen dari perusahaan.

Pada tahun lalu, pasar modal Tadawul hanya mencapai tiga kesepakatan, tidak termasuk Aramco. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan 2018 yang menyentuh lima kesepakatan. Tapi, nilai kesepakatan 2019 lebih tinggi karena ada IPO Arabian Centers yang senilai 660 juta dolar AS, menurut data Refinitiv.

Pendaftaran Aramco telah memberikan dampak besar pada Tadawul. Saat ini, Tadawul yang merupakan bursa terbesar di Timur Tengah, sudah mencapai posisi ke-9 secara global dalam hal kapitalisasi pasar.

Saham yang terdaftar di pasar Saudi Tadawul diperdagangan dengan rasio price-to-earning (PE) sekitar 18 kali setelah arus modal asing masuk setelah pencatatan Aramco. PE merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan. Perbandingan ini merupakan ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental.

Yasin, dari Al Dhabi Capital, mengatakan bahwa perusahaan yang memasuki pasar Saudi tahun ini akan mendapatkan keuntungan. Sebab, pendatang baru bisa mendapat diskon 20 persen hingga 30 persen, sekitar 12 kali PE, yang menggambarkan pengembalian bagus kepada perusahaan ataupun investor.

"Itulah mengapa kami percaya, pasar Saudi akan terus menjadi pasar yang kuat dan penuh semangat untuk IPO pada 2020," ujar Yasin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement