REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data arkelogi dan sejarah, penyebaran dan sosialisasi Islam di Nusantara dapat dijelaskan dalam beberapa fase pertumbuhan dan perkembangan. Secara kronologi, berikut penjelasan mengenai fase-fasenya.
Dalam buku Jejak Arkeologis dan Historis Islam di Indonesia karya Hasan Muarif Ambary dijelaskan, fase pertama yakni adanya kontak komunitas Nusantara dengan para pedagang dan musafir dari Arab, Persia, Turki, Suriah, India, Pegu, Cina, dan bangsa-bangsa lainnya. Fase ini berlangsung pada awal abad Masehi hingga abad ke-3 sampai ke-9 Masehi.
Fase kedua, akibat adanya perdagangan ini, para pedagang asing yang memeluk agama Islam mengadakan kontak dan bergaul dengan masyarakat lokal Nusantara. Fase ini berlangsung antara abad 9 hingga 11 Masehi.
Fase ketiga, ialah tumbuhnya permukiman Muslim di Nusantara baik yang berada di wilayah pesisir maupun yang berada di pedalaman. Fase ini berlangsung antara abad 11 hingga 13 Masehi. Adapun bukti-bukti tersebut ditemukan di pesisir Sumatra, Jawa Timur, Ternate, dan Tidore.
Sedangkan fase keempat, adalah fase tumbuhnya pusat-pusat kekuatan politik dan kesultanan Islam di Nusantara. Fase ini terjadi pada abad 13 hingga 16 Masehi. Kerajaan bercorak Islam yang tumbuh dan berkembang di sekitar fase ini mulai mengadakan hubungan dengan tradisi besar Eropa.
Hal ini dimotivasi adanya kepentingan perdagangan, tepatnya pencarian sumber-sumber penghasil rempah. Sebagai catatan, Islam dapat berkembang pesat di pesisir Jawa pada abad 15 dan 16 Masehi berkat peranan para Wali Songo.