Rabu 05 Feb 2020 13:02 WIB

PM Pakistan: Muslim Harus Bersatu Lawan Penganiayaan

PM Pakistan menyarankan negara Muslim bisa menyelesaikan permasalahan Muslim.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
PM Pakistan: Muslim Harus Bersatu Lawan Penganiayaan. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
PM Pakistan: Muslim Harus Bersatu Lawan Penganiayaan. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menyatakan, penganiayaan terhadap Muslim di seluruh dunia telah mencapai hal terburuk dalam sejarah manusia. Dia menyarankan negara Muslim bisa menyelesaikan permasalahan Muslim dan ditangani serius.

"Satu-satunya solusi adalah umat Islam harus bersatu pada permasalahan seperti di Myanmar dan Kashmir, ketika seseorang dianiaya karena agama mereka," ujar dia seperti dilansir Daily Times, Rabu (5/2).

Baca Juga

Dalam kunjungannya di forum Malaysia tentang visi untuk perdamaian dan keamanan regional, ia menyinggung umat Islam tidak berada dalam perang. Sebaliknya, ada keinginan untuk melindungi kepentingan komunitas lainnya.

Imran tak menampik, saat ini banyak umat Islam yang menderita di seluruh dunia, termasuk Libya, Somalia, Suriah, dan negara lainnya sehingga hal itu ia sebut sebagai bencana. Dia menyebut alasan penganiayaan itu dikarenakan umat Muslim tak memiliki suara pembelaan.

“Kami bahkan tidak dapat bersama-sama secara keseluruhan dalam pertemuan puncak OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) di Kashmir," katanya.

Akan tetapi, dia memuji PM Malaysia Mahathir Mohamad karena sikapnya yang terbuka untuk kasus Kashmir meskipun mendapatkan ancaman dari India. Tak hanya di situ, ia juga menyinggung untuk menjangkau India dan meningkatkan hubungan. Meskipun ia mengaku upaya tersebut kerap kali ditolak.

Ketika menuturkan kondisi Pakistan, ia juga memaparkan visinya untuk membawa rakyat Pakistan keluar dari kemiskinan dan memerangi masalah lainnya. Dia mengatakan alasan mengapa Pakistan belum mencapai kemajuan meskipun banyak potensi di negaranya dikarenakan belum ada visi yang tepat.

"Negara-negara tanpa visi akan mati, karena itu adalah kunci untuk menjaga mereka berkembang dan berkembang," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement