REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengungkapkan kekagumannya terhadap rekan sejawatnya dari Malaysia PM Tun Mahathir Mohamad. Khan menganggap Mahathir sebagai pemimpin sejati. Menurutnya, Mahathir adalah contoh dari seorang pemimpin yang bersikap teguh, terutama untuk kemajuan Islam dan Muslim.
"Ada perbedaan antara pejabat kantor dan pemimpin. Seorang pemimpin selalu memiliki sistem kepercayaan dan ideologi. Seorang pemimpin selalu mengambil sikap dan itulah sebabnya kami sangat mencintai dan menghormati Perdana Menteri Mahathir," kata Imran, merujuk pada sikap blak-blakan Mahathir terhadap India, dilansir di Malay Mail, Rabu (5/2).
Hal ini disampaikannya saat ditanya soal langkah India yang akan berhenti membeli minyak sawit Malaysia, setelah Mahathir mengkritik India atas tindakannya di Kashmir dan Undang-undang Amandemen Kewarganegaraan yang baru disahkan negara itu. Imran menyampaikan itu saat ia berceramah di International Institute of Advanced Islamic Studies (IAIS) di Kuala Lumpur dalam judul Visi untuk Perdamaian dan Keamanan Regional, Selasa (4/2) waktu setempat.
Imran yang merupakan mantan bintang kriket ini menyebut Mahathir sebagai panutan dan negarawan di dunia Islam yang mengubah nasib begitu banyak orang. Menurutnya, ia melihat bagaimana Malaysia berubah dan berkembang di bawah kepemimpinan Mahathir. Ia juga mengaku menyukai negeri jiran itu karena memiliki masyarakat yang sangat beradab.
"Saya menemukan ada kerukunan antara agama dan kelompok etnis yang saya pikir merupakan ciri khas masyarakat beradab. Di era keemasan Islam, orang-orang dari berbagai agama hidup bersama. Ada toleransi dan penerimaan. Dan Anda lihat di Malaysia orang hidup harmonis, dan menurut saya itu benar-benar sesuatu yang harus dikagumi," tambahnya.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Sementara itu, dalam pidatonya Imran mengatakan Muslim di dunia harus memperhatikan masalah Kashmir, terutama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Pasalnya, setiap kali ada yang menyalakan api ultra-nasionalisme dan mengarahkan kebencian ke komunitas lain, hal itu selalu mengarah pada pertumpahan darah.
Namun demikian, ia menyatakan Pakistan selalu siap berdamai dengan India. Ia meyakini India peduli terhadap kemakmuran dan pengentasan kemiskinan di wilayah Kashmir.
Bahkan, kata dia, hal pertama yang ia lakukan setelah menjadi perdana menteri adalah menjangkau pemimpin India. Imran mengatakan, jumlah terbesar orang miskin tinggal di anak benua India. Karena itu, ia meyakini jika kedua negara ini memulai hubungan baik merupakan cara terbaik yang dapat mengurangi kemiskinan di wilayah itu.
"Saat ketegangan menurun dan kita menghabiskan lebih sedikit untuk pertahanan, itu akan semakin makmur," ujarnya.
Selama sesi ceramah ini, Imran juga menyoroti visinya tentang Pakistan yang didasarkan pada keberhasilan Nabi Muhammad dalam mendirikan Madinah sebagai negara Islam pertama, dengan kesejahteraan rakyat dan aturan hukum sebagai prinsip utama. Dia mengatakan, Pakistan telah memulai menjadi negara kesejahteraan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu, asuransi kesehatan diberikan kepada segmen masyarakat terlemah, yang memberi manfaat bagi enam juta keluarga di sana. Imran menambahkan, universitas di dunia Muslim perlu melakukan penelitian terperinci tentang negara Madinah sebagai langkah untuk membangun negara yang sukses.