Rabu 05 Feb 2020 14:51 WIB

BPPT Siapkan Teknologi Ini untuk Atasi Banjir di Periuk

Kota Tangerang tesusun atas endapan aluvial yang mudah jenuh saat musim hujan.

[Ilustrasi] Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Periuk Damai, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2/2020).
Foto: Antara/Fauzan
[Ilustrasi] Petugas mengevakuasi warga terdampak banjir di Periuk Damai, Kota Tangerang, Banten, Senin (3/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan teknologi water treatment deep injection (WTDI) untuk dimanfaatkan Pemerintah Kota Tangerang dalam penanganan banjir di Periuk. WTDI adalah mengumpulkan genangan air ke dalam sebuah kolam bawah tanah yang di dalamnya ada pengolah air secara cepat, kemudian masuk dalam sumur yang kemudian ditekan (injeksi) ke akuifer dalam.

Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nur Hidayat di Tangerang, Rabu (5/2) menuturkan wilayah Kota Tangerang Kota pada bagian atasnya tersusun oleh endapan aluvial yang air tanah dekat permukaan dangkal. Jenis tanah ini mudah jenuh saat musim hujan dan mudah kering saat musim kemarau.

Baca Juga

Karena itu, kata dia, harus dipetakan akuifer-akuifer lain yang lebih dalam dan yang bisa dimasuki oleh air hujan sebagai salah satu solusi mengatasi dampak dari banjir. "Namun demikian tidak begitu saja air hujan boleh dimasukkan ke dalam sumur resapan atau sumur injeksi, melainkan perlu treatment dulu di sumur resapan tersebut," ujarnya.

Nur Hidayat mengatakan, sebelumnya telah dilakukan kerja sama antara Pemkot Tangerang dan BPPT pada Tahun 2019 meliputi pemetaan akuifer dan air bawah tanah di wilayah Kota Tangerang. Pemetaan ini akan digunakan untuk menentukan daerah resapan, luasannya dan jumlah akuifer yang berpotensi sebagai tujuan resapan.

Hal ini, ujar Nur Hidayat, sesuai dengan program Pemerintah Kota Tangerang dalam merencanakan aplikasi sumur resapan dan sumur injeksi. "Tidak semua daerah bisa dipasang sumur resapan karena sangat tergantung pada kondisi geologinya," ujarnya.

Selain itu dalam upaya mengurangi debit air pada sungai utama, maka dibuatkan saluran limpasan di anak-anak sungai yang akan masuk sungai utama dengan cascadeverticalinfiltration (CVI). Dia mengatakan, CVI yaitu menyodet sebagian aliran anak sungai untuk dimasukkan ke dalam sumur infiltrasi yang dirangkai secara simultan dan bertingkat dengan beberapa sumur dalam.

Targetnya adalah debit air dari anak sungai bisa dikurangi dengan diinfiltrasikan ke dalam akuifer-akuifer dalam dari beberapa sumur yang disusun. Bila masih limpas juga, katanya, maka limpasannya akan dikembalikan masuk ke anak sungai kembali untuk diteruskan ke sungai utama.

"Selain itu BPPT juga memasang AWLR di tiga titik yang berfungsi untuk memantau ketinggian muka air di beberapa tempat," ujarnya.

Pemerintah Kota Tangerang sebelumnya akan melakukan kerja sama dengan BPPTterkait pembuatan program penanganan banjir jangka pendek, menengah dan panjang. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, Dinas PUPR sudah melakukan komunikasi dengan BPPT terkait rencana kerja sama itu.

"Harapannya, pada pekan ini atau pekan depan sudah ada MoU dengan BPPT sehingga bisa sesegera mungkin dilakukan langkah penyusunan program penanganan banjir," ujarnya.

Dari hasil diskusi tahap awal, kata Arief, program yang akan dilakukan nantinya untuk mengatasi banjir di wilayah Periuk adalah pembuatan sumur injeksi skala besar. "Ada dua yang disarankan BPPT dan kami akan bahas teknis ke depannya," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement