REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditetapkan menjadi induk holding BUMN Farmasi yang beranggotakan Kimia Farma Tbk dan Indofarma Tbk, Bio Farma menyatakan siap menjalankan perannya. Di antaranya mendorong anggota holding agar mandiri dalam penelitian dan produksi, serta mendukung anggotanya menerapkan Quality Management System supaya mendapatkan Pre-Qualification World Health Organization (PQ WHO) lalu menembus pasar global.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menjelaskan, pembentukan holding BUMN farmasi bertujuan memperkuat kemandirian industri farmasi nasional. "Selain itu, juga untuk meningkatkan ketersediaan produk, dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi demi mendukung ekosistem farmasi di masa yang akan datang," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (5/2).
Saat ini, lanjutnya, industri farmasi di Tanah Air masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya ketergantungan Indonesia terhadap impor, khususnya untuk bahan baku obat atau Active Pharmaceutical Ingredients (API).
Tantangan lainnya yakni akses mendapatkan produk farmasi yang cenderung sulit, karena keterbatasan jalur distribusi. Ini membuat harga obat relatif mahal.
"Maka dengan bergabungnya Bio Farma, Kimia Farma, dan Indofarma dalam suatu holding BUMN Farmasi, diharapkan masing-masing perusahaan akan memberikan kontribusi pada ketahanan farmasi nasional. Sehingga harga produk bisa lebih murah, sebab adanya penurunan harga API, dan masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan produk farmasi melalui jaringan distribusi yang luas dan merata hingga ke mancanegara," tutur Honesti.
Diharapkan pula, inovasi semakin berkembang. Dengan begitu mampu melahirkan produk baru yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Honesti mengatakan, setelah holding ini terbentuk, Bio Farma akan tetap fokus pada bisnis inti utama sekarang yaitu sebagai produsen vaksin dan antisera. Ini melalui adanya manajemen tersendiri yang fokus ke sektor itu sebagai operating holding.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menambahkan, holding BUMN Farmasi akan mendukung hilirisasi produk ketiga perusahaan. Mengingat saat ini Kimia Farma mempunyai Rantau bisnis dari hulu ke hilir meliputi retail farmasi, distribusi, laboratorium diagnostik, serta klinik kesehatan.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto pun menyatakan, perusahaannya siap mendukung holding BUMN Farmasi. Dirinya menegaskan, bersama anggota holding akan mewujudkan kemandirian serta meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Maka, lanjutnya, sesuai blueprint dari holding ini, Indofarma bakal memfokuskan pada pengembangan produk Natural Extract dan alat kesehatan atau Mediqal Equipment, di samping tetap mengembangkan beberapa produk farma. Menurut dia, itu selaras dengan Indofarma Turnaround Strategy yang telah ditetapkan Manajemen Indofarma sebagai pedoman penentuan arah pengembangan perusahaan secara berkelanjutan menjadi Profitable Healthcare Company.