Rabu 05 Feb 2020 20:55 WIB

Bayi Baru Lahir Bisa Terinfeksi Corona dari Ibunya

Bayi baru lahir di Wuhan dilaporkan positif Corona

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Gelombang pertama pasien positif virus Corona memasuki Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Bayi baru lahir di Wuhan dilaporkan positif Corona. Ilustrasi.
Foto: Xiao Yijiu/Xinhua via AP
Gelombang pertama pasien positif virus Corona memasuki Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Hubei, China. Bayi baru lahir di Wuhan dilaporkan positif Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Seorang bayi di Wuhan dilaporkan telah dites positif terkena virus Corona 30 jam setelah kelahiran. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa infeksi tersebut dapat tertular di dalam rahim.

Mengutip sumber-sumber dari rumah sakit anak-anak kota itu, televisi pemerintah China CCTV, melaporkan bahwa dua bayi terinfeksi virus dan yang termuda baru berusia 30 jam. "Ibu dari bayi yang baru lahir adalah pasien yang dikonfirmasi dengan virus Corona. Saat ini, tanda-tanda vital bayi stabil," kata laporan itu dilansir South China Morning Post, Rabu (5/2).

Baca Juga

"Kasus ini adalah sinyal bahwa kita harus khawatir tentang kemungkinan rute transmisi baru dari virus Corona," kata dokter senior di departemen neonatal rumah sakit, Zeng Lingkong.

Para spesialis mengatakan mereka tidak mengesampingkan penularan dari ibu ke anak dan masalah ini harus ditanggapi dengan serius. Otoritas kesehatan China telah mengidentifikasi sejumlah pasien yang telah menjadi pembawa dan penyebar virus Corona meskipun tidak menunjukkan gejala luar penyakit ini.

Li Xingwang, kepala ahli penyakit menular di Rumah Sakit Ditan Beijing, mengatakan sebagian besar pembawa dorman terkait dan telah menangkap virus dari pasien dengan gejala. "Pembawa ini memiliki virus dan dapat menularkannya. Jumlah virus berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit, yang berarti pasien ini membawa lebih sedikit virus dan kemampuan mereka untuk menularkan penyakit lebih lemah," kata Li.

Dalam pedoman pengobatan dan diagnosis baru yang dirilis pada Rabu (5/2), Komisi Kesehatan Nasional mengatakan orang dengan gejala yang lebih ringan seperti demam, kelelahan, batuk tetapi tidak ada infeksi paru-paru, harus dikarantina dan diobati. Tujuannya adalah untuk mengekang infeksi lebih lanjut.

Pedoman tersebut juga mengatakan infeksi saluran pernafasan dan pencernaan adalah kemungkinan cara penularan lain setelah jejak virus Corona ditemukan pada kotoran pasien. Li mengatakan kedua mode itu masih alur yang memungkinkan dan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement