REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Virus Corona yang bermula di Wuhan belum memengaruhi kinerja ekspor Sulawesi Utara (Sulut) ke China pada Januari 2020. Daerah tersebut masih tetap mengekspor santan kelapa beku ke China.
"Januari 2020 Sulut masih mengekspor produk turunan kelapa yakni santan beku ke China sebanyak dua kontainer," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen di Manado, Rabu (5/2).
Edwin mengatakan santan beku yang diekspor ke China dengan volume 48 ton mampu menghasilkan devisa 35.800 dolar AS. Angka ini, katanya, berdasarkan pada data kegiatan ekspor ini sebagaimana tertera dalam Surat keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Disperindag Sulut.
"Satu tahun terakhir ini permintaan santan beku dari China ke Sulut semakin tinggi," ujar Edwin.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Darwin Muksin mengatakan ekspor santan beku ke China sempat terhenti. Akan tetapi pada tahun 2019 kembali berjalan.
Ia mengharapkan ekspor santan beku makin meningkat. Tidak hanya ke China, namun juga ke negara lain dan hal ini akan menambah kuantitas produksi produk turunan kelapa.
Pihaknya mendorong agar pelaku usaha maupun petani di Sulut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas komoditas tersebut agar terjadi perbaikan mutu dan pembenahan dari sisi harga. Pihaknya ikut mendorong agar pengekspor di Sulut melakukan inovasi agar produk yang diekspor merupakan barang jadi yang punya nilai lebih dan memberikan dampak ke masyarakat.
"Sebab yang dibutuhkan saat ini adalah produk jadi dan mampu memberikan nilai tambah cukup tinggi," katanya.