Kamis 06 Feb 2020 07:40 WIB

Cara Peserta Musabaqah Menjaga Hafalan Alquran

Menjaga hafalan Alquran paling berat dibandingkan menghafalnya.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Cara Peserta Musabaqah Menjaga Hafalan Alquran. Sebanyak 166 peserta putra menguji hafalannya di Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud XII. Peserta yang hafalannya terpilih akan mewakil Indonesia pada MHQH tingkat ASEAN dan Pasifik pada 9-12 Maret 2020.
Foto: Republika/Ali Yusuf
Cara Peserta Musabaqah Menjaga Hafalan Alquran. Sebanyak 166 peserta putra menguji hafalannya di Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Suud XII. Peserta yang hafalannya terpilih akan mewakil Indonesia pada MHQH tingkat ASEAN dan Pasifik pada 9-12 Maret 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 270 peserta yang terdiri dari 166 peserta putra dan 104 peserta putri menguji hafalannya di Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud XII. Peserta yang hafalannya terpilih akan mewakil Indonesia pada MHQH tingkat ASEAN dan Pasifik pada 9-12 Maret 2020.

Tidak mudah untuk memindahkan ayat-ayat Alquran dan hadis ke kepala. Perlu perjuangan dan niat yang lurus karena Allah untuk menghafal 6.666

Baca Juga

ayat di Alquran. Bagaimana cara para peserta MHQH menghafal Alquran dan menjaga hafalannya?

Daniel Hayyat (18 tahun) santri dari Pondok Pesantren Krapyak Ali Maksum Yogyakarta menyampaikan, untuk menjaga ayat-ayat Alquran yang sudah dihafalnya adalah dengan cara selalu membacanya. "Baca terus saat waktu luang," kata Danie saat ditemui Repulika.co.id, di Lantai 3 Pagaruyung Ballroom Hotel Balairung, Matraman Jakarta Pusat, Rabu (5/2).

Daniel menuturkan, dengan selalu membacanya dapat menjaga ayat-ayat Alquran yang sudah dihafal. Ustaz di ponpesnya, menyarankan satu ayat dibaca sebanyak 20 kali sebelum membaca tanpa melihat ayat Alquran yang akan dihafal.

"Tapi saya membacanya hanya delapan kali sampai ada tanda waqaf," ujarnya.

photo
Daniel Hayyat (18) santri dari Pondok Pesantren Krapyak Ali peserta Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud XII. Foto: Republika/Ali Yusuf

Daniel mengaku, ketika sedang membaca ayat Alquran pikiran sudah tidak konsentrasi lagi, maka dia tidak melanjutkan membacanya. Daniel mencoba santai dan mengerjakan sesuatu yang ada dalam pikiran.

"Setelah pikiran tenang baru baca lagi berulang-ulang sampai hafal dan lanjutkan ke ayat berikutnya. Jadi targetnya satu hari satu halaman," katanya.

Biasanya Daniel membaca ulang ayat-ayat Alquran yang telah dihafalanya itu pada bakda ashar. Karena waktu selesai shalat ashar menurutnya waktu yang paling baik untuk menjaga hafalan.

Daniel mengatakan, awal ia belajar menghafal ayat-ayat Alquran sejak kelas 1 Tsanawiyah (kelas 8). Selama proses itu, Daniel mengaku menemukan kegembiraan dalam jiwanya sehingga menghafal ayat-ayat Alquran berlanjut sampai kelas 3 Aliyah (kelas 13).

"Alhamdulillah sekarang sudah khatam 30 Juz," katanya.

Selain Daniel, Subhan Asshid (17) juga punya cara sendiri bagaimana menghafal ayat-ayat Alquran. Cara Subhan sedikit berbeda dengan cara yang dipraktikkan Daniel. Subhan menghafal Alquran dengan membaca satu halaman Alquran sabanyak 40 kali.

"Tujuannya agar ayat-ayat itu familiar di telinga kita," katanya.

Peserta dari Pondok Pesantren Darunnajah ini mengaku, membaca satu halaman Alquran sebanyak 40 kali memudahkannya untuk menghafal. Menurut dia, tidak butuh lama setelah membaca ayat-ayat Alquran sebanyak 40 kali, satu halaman ayat Alquran secara otomatis teringat di kepalanya.

"Tidak lebih dari 10 menit setelah membacanya kurang lebih satu jam ayat-ayat Alquran bisa dihafal," katanya.

Meski berbeda cara dalam cara menghafal, namun menjaga hafalan tidak jauh beda dengan yang diperaktikkan Daniel, yaitu dengan cara mengulang bacaan pada saat ada waktu senggang. Menurut Subhan, menjaga hafalan Alquran paling berat dibanding dengan menghafalnya.

"Berat memang menjaga hafalan. Apalagi lagi kalau kita banyak kegiatan. Caranya memang harus memaksakan meluangkan waktu mengulang bacaan untuk menjaga hafalan," katanya.

Namun, kata Subhan hal terpenting dalam menghafal Alquran yang pertama meluruskan niat hanya karena ingin mendapatkan keridhaan Allah SWT bukan untuk riya. Kedua, tekad kuat dan ketiga istiqamah membaca menghafal dan mengamalkan apa yang ada di dalam Alquran.

Subhan mengatakan, awal mula dia menghafal Alquran sejak kelas 1 SMP. Selama kurang lebih satu tahun, Subhan telah menghafal Alquran sebanyak 25 juz. Untuk menguatkan hafalan setelah lulus SMP, Subahan melanjutkan mondok di Ponpes Tahfiz Quran Ustmani Bogor, Jawa Barat.

Subhan mengaku bersyukur bisa menjadi peserta MHQH yang digelar Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud XII. "Alhamdulillah bisa mengikuti Musabaqah Alquran semoga bisa lolos untuk tahapan berikutnya," katanya.

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Juraidi mengatakan, MHQH Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud XII ini terselenggara atas kerja sama Ditjen Bimas Islam dengan Atase Agama Kedutaan Arab Saudi di Jakarta. Atase Agama Kedutan Besar Arab Saudi menyiapkan hadiah bagi para juara mulai dari 5.000 riyal hingga 16 ribu riyal.

MHQH ASEAN dan Pasifik diikuti 154 peserta dari 27 negara. Untuk para juara di tiap cabang lomba, telah disiapkan hadiah 7.500 riyal hingga 24 ribu riyal. Selain Indonesia, peserta MHQH tingkat ASEAN dan Pasifik berasal dari Australia,  Azerbaijan,  Bosnia, Brunei, Kamboja, Kroatia, Thailand, Fiji Island, Hong Kong, dan Jepang.

Kemudian Kazakhstan, Kirgistan, Malaysia, Myanmar,  Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Cina, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Musabaqah ini juga akan dihadiri Pangeran Khalid bin Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud serta Imam dan Khatib Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi. Tahun lalu, Indonesia menyapu bersih juara satu untuk semua cabang lomba. Ada empat kategori lomba hafalan Alquran, yaitu 10 juz, 15 juz, 20 juz, dan 30 juz serta satu kategori hafalan hadis.

"Ajang tahunan ini memberi dorongan dan motivasi generasi Muslim Indonesia dan dunia untuk menghafal Alquran dan hadis," kata Juraidi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement