REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Helmy Faishal Zaini menghadiri undangan makan siang Presiden Singapura Halimah Yacob di Kantor Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, Rabu (5/2). Dalam kesempatan itu, Helmy dan Halimah membahas soal isu terorisme.
Dalam pertemuan tersebut, hadir juga beberapa tokoh lintas agama, seperti Moordaya Poo, Romo Siprianus dari KWI, Azyumardi Azra, Yenny Wahid, dan juga Alwi Shihab. "Pertemuan secara serius membicarakan langkah strategis meningkatkan pola kerja sama kawasan dalam rangka penanggulangan terorisme," ujar Helmy dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/2).
Helmy mengatakan, isu terorisme dan radikalisme menjadi salah satu isu penting yang harus segara dihadapi dengan langkah taktis dan sinergis. Karena itu, perlu ada kerja sama antara Singapura dan Indonesia untuk menanggulangi terorisme.
"Kerja sama antara Singapura dan Indonesia yang didukung oleh organisasi masyarakat (ormas) keislaman dinilai kuat dapat menanggulangi gerakan terorisme," ucap Helmy.
Menurut Helmy, NU mendukung penuh upaya kerja sama antara Indonesia dengan Singapura dalam berbagai bidang. Dia berharap, sinergi Indonesia dan Singapura mampu menjadi poros kekuatan yang solid menghadapi tantangan global.
"Harus ada langkah konkret guna mengimplentasikan agenda kerja sama antara Indonesia dan Singapura. Skala prioritas harus ada agar capaian kerja sama jelas dan bisa terukur," kata Helmy.