REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah wafatnya KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah belum lama ini, kabar duka kembali datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). Salah satu tokoh NU, KH Ahmad Bagja wafat di Rumah Sakit Jakarta Medical Center (JMC), Kamis (6/2) sekitar pukul 01.09 WIB.
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Kiai Bagja. Menurut Kiai Said, Kiai Bagja merupakan tokoh NU yang berjuang tanpa pamrih, tanpa kepentingan jabatan atau kepentingan kekuasaan.
"Hari ini kita warga besar Nahdlatul Ulama kehilangan salah satu tokoh penting yang sejak muda menjadi aktivis Nahdlatul Ulama, berjuang tanpa pamrih," ujar Kiai Said melalui pesan suara yang diterima Republika.co.id, Kamis (6/1).
Almarhum Kiai Bagja merupakan tokoh NU kelahiran Kuningan, Jawa Barat pada 1 Maret 1943. Selama hidupnya, Kiai Bagja pernah menjabat sebagai Ketua Umum PMII periode 1977-1981 dan Sekjen PBNU pada periode kedua kepengurusan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 1989-1994.
Sebagai juniornya, Kiai Said termasuk orang yang banyak belajar dari kepemimpinan Kiai Bagja di NU. Menurut Kiai Said, Kiai Bagja adalah salah satu pendamping setia Gus Dur, terutama saat menghadapi tirani kekuasaan yang sangat otoriter dan diktator.
"Beliau setia mendampingi Gus Dur dalam keadaan sangat menyedihkan atau sangat prihatin," ucap Kiai Said.
Kiai Said mengatakan, tanpa perjuangan Kiai Bagja mungkin PBNU tidak akan menjadi sekuat sekarang ini. Karena, menurut dia, saat itu Gus Dur seakan-akan sendirian dalam menghadapi kekuasaan Orde Baru yang sangat tirani ororiter.
"Maka di belakang Gus Dur antara lain ada Pak Bagja, di samping ada teman-teman yang lain. Mari kita teladani sikap positifnya, mari kita ikuti perjalanan hidupnya yang semuanya dicurahkan untuk membesarkan NU," kata Kiai Said.
Mendengar kabar atas berpulangnya Kiai Bagdja, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini juga menyampaikan ucapan belasungkawa. Menurut dia, Kiai Bagja adalah sosok cerdas yang mendedikasikan pikiran dan tenaganya untuk berkhidmah serta mengabdi memperjuangkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) melalui NU.
"Beliau memiliki kiprah yang sangat luas dalam kancah nasional. Ide-ide dan pikirannya selalu segar. Banyak ide dan gagasan yang kemudia menjadi terobosan di lingkungan NU lahir dari KH Ahmad Bagdja," kata Helmy.