REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Jepang mengkarantina 3.700 penumpang kapal pesiar Diamond Princess. Dalam kapal tersebut, terdapat 10 penumpang yang terpapar virus corona.
Dilansir Arabnews, 10 penumpang dari kapal Puteri Intan positif terserang virus corona setelah dilakukan tes pada Rabu (5/2) kemarin. Selanjutnya, 10 orang tersebut diturunkan saat kapal berlabuh dan dipindahkan ke rumah sakit terdekat untuk perawatan lebih lanjut.
"Sebanyak 3.700 orang di dalam menghadapi karantina selama dua minggu di kabin mereka," ujar Menteri Kesehatan Jepang, Katsunubo Kato dilansir dari Arabnews, Kamis (6/2).
Kapal Diamond Princess memiliki 2.666 penumpang dan 1.045 anggota awak kapal. Menurutnya sebanyak 171 orang memiliki gejala karena melakukan kontak dengan seseorang yang terlebih dahulu positif corona setelah berlayar meninggalkan Hong Kong.
Orang-orang di atas kapal juga tengah dalam pemeriksaan setelah tiga penumpang dalam perjalanan sebelumnya didiagnosis terinfeksi virus corona. Pemimpin wilayah beleaguerd, Carrie Lam, menyatakan ada dua terminal yang ditutup, satu terminal telah ditempati kapal pesiar untuk karantina.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta 675 juta dolar AS untuk membantu negara-negara mengatasi penyebaran virus corona. Dia menyadari jumlah tersebut sangat banyak, tapi menurutnya uang sebanyak itu jauh lebih sedikit dibandingkan risiko yang harus dihadapi jika tidak melakukan kesiapan dari sekarang.
Tedros mengatakan Badan Kesehatan PBB telah merilis angka terbaru sejak munculnya virus corona. Dalam data PBB pada Kamis pagi ini, jumlah kasus melonjak dari 3.694 orang yang terinfeksi menjadi 28.018 orang.
Di luar China, ada 230 orang telah terinfeksi termasuk dua orang meninggal dunia, yakni di Hong Kong dan di Filipina. China sendiri telah melakukan langkah-langkah penyebaran virus tersebut dan meminta agar negara-negara lain tidak berlebihan dalam menanggapi virus yang tengah mewabah di negaranya.
"Negara lain (diharapkan) menilai situasi epidemi dengan cara yang objektif, adil, tenang dan rasional, menghormati rekomendasi WHO dan profesional, memahami dan mendukung upaya pengendalian epidemi Cina," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chenying pada konferensi pers online.