REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Petugas Polda Metro Jaya menggerebek tempat pembuatan tembakau sintetis di apartemen High Point, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya. Kasubdit I Ditnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Ahmad Fanani Eko mengatakan, penggerebekan tersebut bermula dari pengungkapan yang dilakukan di Jakarta.
"Mereka yang di Jakarta itu memesan di Surabaya, untuk diedarkan di Jakarta. Jadi home industrinya berada di Jawa Timur. Kemarin kami berkoordinasi dengan Polda Jatim dengan Polrestabes Surabaya untuk melakukan pengungkapan kasus ini," ujar Ahmad di sela melakukan penggerebekan, Jumat (7/2).
Ahmad melanjutkan, para pembeli, biasanya memesan secara online lewat media sosial dari produsen yang ada di Surabaya tersebut. Biasanya, kata Ahmad, media sosial yang digunakan untuk pemesanan adalah Line dan Instagram. Setelah itu, kata Ahmad, biasanya tembakau sintetis tersebut dikirim kepada pemesan melalui jasa pengiriman.
Ahmad mengungkapkan, tembakau sitetis yang diproduksi jaringan ini, tidak jauh berbeda dengan Tembakau Gorila. Artinya, hanya berbeda namanya saja. Namun, kata Ahmad, efek sampingnya lebih parah ketimbang Tembakau Gorila. Dimana penggunanya bisa berhalusinasi dalam tingkat yang lebih tinggi.
"Kalau kata yang membuatnya, halusinasinya lebih parah daripada memakai zat yang lainnya. Jadi kalau dia saat merasa ketakutan, itu ketakutannya tinggi dan ini ketergantungannya sangat tinggi sekali," ujar Ahmad.
Namun demikian, Ahmad belum bisa memastikan kandungan apa saja yang terkandung dalam tembakau sintetis tersebut. Menurutnya, untuk mengetahui kandungan apa saja yang terkandung dalam tembakau tersebut, harus lewat penelitian ahli.
"Kandungannya apa saja nanti ahli yang mengungkapkan. Yang pasti itu membahayakan bagi tubuh kita," kata Ahmad.