Jumat 07 Feb 2020 15:21 WIB

PII Harapkan Bandara Komodo Jadi Percontohan

Pengembangan bandara dengan skema KPBU di Bandara Komodo menjadi kali pertama.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Suasana di Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Ahad (19/1/2020).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Suasana di Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT Ahad (19/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) (Persero) memberikan penjaminan untuk proyek pengembangan Bandara Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Direktur Utama PT PII M Wahid Sutopo mengharapkan pengembangan Bandara Komodo dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) bisa menjadi dilakukan untuk pengembangan lainnya.

"Dengan skema KPBU dan penjaminan dari PT PII diharapkan menjadi percontohan untuk proyek bandara udara yang akan dikembangkan nanti," kata Wahid di Gedung Kemenhub, Jumat (2/7).

Baca Juga

Pengembangan bandara dengan skema KPBU di Bandara Komodo menjadi kali pertama yang dilakukan. Wahid mengatakan penjaminan tersebut merupakan salah satu fasilitas dari Kementerian Keuangan untuk meningkatkan kelayakan dan kenyamanan bagi investor dan perbankan yang membiayai proyek tersebut.

Wahid menambahkan pengembangan Bandara Komodo dapat terjaga dengan baik. "Sehingga dapat bermanfaat meningkatkan aksesibilitas wisatawan dalam negeri dan luar negeri menuju Labuan Bajo," ujar Wahid.

Pada November 2019, PT PII telah menerbitkan pernyataan kesediaan penjaminan atau In Principle Approval (IPA) untuk pengembangan Bandara Komodo. Selanjutnya, Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan secara resmi konsorsium pemenang lelang yakni PT Cinta Airport Flores (CAF) dengan anggota Changi Aiports International Pte Ltd, Changi Airport MENA Pte Ltd, dan perusahaan Indonesia PT Cardig Aero Service.

“Dengan ditandatanganinya proyek ini, maka PT PII telah memberikan penjaminan pada 23 proyek KPBU maupun non KPBU," tutur Wahid. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement