Jumat 07 Feb 2020 15:41 WIB

BI Optimistis Ekonomi Membaik di Semester II 2020

Konsumsi merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Pedagang saat beraktivitas di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (3/7). Konsumsi merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang saat beraktivitas di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (3/7). Konsumsi merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 sebesar 5,02 persen dipengaruhi beberapa faktor. Nilai tersebut menurun dari 5,17 persen pada 2018.

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menyampaikan konsumsi merupakan salah satu penopang pertumbuhan. Nilainya turun meski tipis dari dua tahun lalu.

Baca Juga

"Permintaan domestik jadi faktor pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,02 persen," katanya di kompleks BI, Jakarta, Jumat (7/2).

Investasi bangunan stagnan sebesar 9,1 persen di tahun 2019. Menurutnya, ini sangat terkait dengan proyek strategis pemerintah sehingga tidak berbeda jauh dari pada 2018.

BI berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mendorong sektor riil. Harapannya investasi akan tumbuh signifikan pada semester dua sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik.

"Kemungkinan di semester kedua jauh lebih baik dan mendorong ekspor kita dan tentu kita optimis untuk ekonomi 2020 di kisaran 5,1 persen-5,5 persen mengarah di pertengahan 5,3 persen," katanya.

BI melihat ada prospek ekonomi akan membaik pada 2020, meski pertumbuhan di sejumlah negara melambat karena faktor global. Investasi berprospek membaik seiring dengan confidence yang meningkat.

Dody menyampaikan pasar keuangan Indonesia masih menarik bagi investor. Terbukti dengan aliran modal masuk yang sangat besar, salah satunya melalui lelang Surat Berharga Negara (SBN).

Indonesia juga mendapat perbaikan rating investasi pekan lalu dari Japan Credit Rating (JCR). Ini dicatat sebagai faktor positif agar investor melakukan penempatan dana di Indonesia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement