Jumat 07 Feb 2020 16:41 WIB

Komisi IX Minta AP II Tambah Sanitizer Cegah Corona

Angkasa Pura II menyatakan akan segera melengkapi sanitizer mencegah corona.

Rep: Santi Sopia/ Red: Gita Amanda
Sejumlah penumpang maskapai China Eastern tujuan Shanghai China menunggu untuk boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2020).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Sejumlah penumpang maskapai China Eastern tujuan Shanghai China menunggu untuk boarding di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Nihayatul Wafiroh, meminta PT Angkasa Pura II (AP II) untuk melakukan penambahan fasilitas sanitizer di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Ninik, sapaan akrabnya, sudah melayangkan permintaan itu sejak bersiap kunjungan kerja ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Kamis, (6/2) lalu.

Ninik melihat fasilitas sanitizer di Bandara sudah ada, namun masih sangat minim. Ia meminta penambahan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Baca Juga

"Mulai dari Gate 13 (Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta) saya baru menemukan sanitizer di Gate 15, di tempat lain belum ada," kata Ninik dalam keterangannya, Jumat (7/2).

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini menilai Angkasa Pura II belum sepenuhnya melaksanakan saran dan kritik dari Komisi IX pada Kunjungan Lapangan, 29 Januari lalu. "Saya mohon segera ditambah (sanitizer). Kita ini lebih baik mencegah daripada mengobati," ujar Ninik.

Menurut Ninik, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaludin sudah merespons permintaannya. Kepada Ninik, Awaludin menyatakan akan segera melengkapi sanitizer yang diminta.

"Saya sudah mengontak Pak Dirut (PT Angkasa Pura II), beliau berjanji akan melengkapi sanitizer hari ini karena sebagian masih dalam proses pembuatan," tutur Ninik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement