REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI Komisi II, Sodik Mujdahid meminta, proyek revitalisasi Monas bisa menjadi pembelajaran antarinstansi ke depannya agar berkoordinasi dengan baik. Sebab menurut dia, kritik dari berbagai pihak akan lebih mudah terselesaikan jika kedua pihak telah berkoordinasi.
“Itu harus jadi pelajaran dari sisi kelembagaan dan pemerintahan,” kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (7/2).
Sodik menegaskan, saling dukung dan koordinasi menjadi hal yang diutamakan untuk mencapai tujuan Bersama. Karenanya, dengan adanya izin dari setneg dan respon dari kedua pihak, ia nilai proyek Monas merupakan suatu kemajuan, meskipun ia tak menampik proyek sempat terhenti.
Proyek yang telah diputuskan untuk dilanjut itu, rencananya akan digunakan menjadi Kawasan hijau. Khususnya di area sisi Selatan Monas.
Walaupun proyek telah dilanjut, pantauan Republika.co.id, di lokasi belum terlalu intens pengerjaannya. Sejumlah pekerja proyek telah terlihat berlalulalang dan kembali meratakan tanah menggunakan alat berat.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyatakan, dalam keputusan Presiden No 25 Tahun 1995 dinyatakan, 53 persen area Monas harus menjadi area Kawasan hijau. Namun demikian, pihaknya telah berencana untuk meningkatkannya, menjadi 64 persen.
Dalam prosesnya, pengerjaan proyek revitalisasi itu dihentikan. Sebab, area Medan Merdeka tidak hanya menajdi tanggung jawab Pemprov DKI, melainkan juga pemerintah pusat.
Hingga akhirnya proyek dengan pagu Rp 50 miliar itu dilanjutkan setelah mendapat persetujuan setneg, utamanya ketika Anies melakukan rapat dengan Mensesneg. Dalam rapat yang dihadiri Menteri PUPR, Menhub, Mendikbud dan lainnya di kantor Kemensetneg, Rabu (5/2)