Sabtu 08 Feb 2020 09:03 WIB

Masyarakat Bali Diimbau Kurangi Konsumsi Daging Babi

Dinas peternakan di Bali diminta sampaikan informasi terkait demam babi afrika.

Red: Ani Nursalikah
Masyarakat Bali Diimbau Kurangi Konsumsi Daging Babi. Peternakan babi (ilustrasi).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Masyarakat Bali Diimbau Kurangi Konsumsi Daging Babi. Peternakan babi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Bali Made Muliawan Arya mengharapkan masyarakat mewaspadai dan mengurangi konsumsi daging babi. Wabah virus demam babi afrika (African Swine Fever/ASF) akhir-akhir ini menyebar di sejumlah wilayah di Bali.

"Saya mengharapkan masyarakat, khususnya di Kota Denpasar menjaga kesehatan karena telah terjadi wabah virus demam babi afrika. Warga diimbau mengurangi konsumsi daging tersebut untuk sementara waktu, sembari menunggu informasi lebih lanjut dari dinas peternakan setempat," kata Muliawan Arya menyikapi terjadinya wabah virus tersebut di Denpasar, Sabtu (8/2).

Baca Juga

Ia mengharapkan Dinas Peternakan dan Pertanian Denpasar terus memantau ke lapangan atau ke peternak. "Dengan langkah tersebut para peternak dan masyarakat akan lebih mengetahui gejala-gejala terjadinya serangan virus demam babi afrika. Untuk itu kami juga meminta kepada instansi pemerintah menyampaikan informasi terkait penyakit itu," ujar Muliawan.

Menurutnya, dengan adanya informasi secara resmi dari pemerintah (Dinas Peternakan dan Pertanian) maka warga akan mengetahui tentang virus yang menyerang babi. Terlebih di Bali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya masyarakat memotong babi.