REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Bali Made Muliawan Arya mengharapkan masyarakat mewaspadai dan mengurangi konsumsi daging babi. Wabah virus demam babi afrika (African Swine Fever/ASF) akhir-akhir ini menyebar di sejumlah wilayah di Bali.
"Saya mengharapkan masyarakat, khususnya di Kota Denpasar menjaga kesehatan karena telah terjadi wabah virus demam babi afrika. Warga diimbau mengurangi konsumsi daging tersebut untuk sementara waktu, sembari menunggu informasi lebih lanjut dari dinas peternakan setempat," kata Muliawan Arya menyikapi terjadinya wabah virus tersebut di Denpasar, Sabtu (8/2).
Ia mengharapkan Dinas Peternakan dan Pertanian Denpasar terus memantau ke lapangan atau ke peternak. "Dengan langkah tersebut para peternak dan masyarakat akan lebih mengetahui gejala-gejala terjadinya serangan virus demam babi afrika. Untuk itu kami juga meminta kepada instansi pemerintah menyampaikan informasi terkait penyakit itu," ujar Muliawan.
Menurutnya, dengan adanya informasi secara resmi dari pemerintah (Dinas Peternakan dan Pertanian) maka warga akan mengetahui tentang virus yang menyerang babi. Terlebih di Bali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya masyarakat memotong babi.
"Menjelang Hari Raya Gulungan dan Kuningan sebagian masyarakat di Pulau Dewata melakukan tradisi pemotongan babi, karena itu sangat diperlukan adanya informasi mengenai kesehatan ternak babi," ucapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Suyasa. Dia meminta Dinas Peternakan setempat terus melakukan pemantauan ke masyarakat atau peternak babi.
"Saya mengharapkan Dinas Peternakan dan Pertanian agar terus melakukan pemantauan di lapangan, karena semakin merebak wabah demam babi afrika," kata Nyoman Suyasa.
Ia mengharapkan gerakan pemantauan ke lapangan sangat penting, jika hanya menunggu laporan masyarakat akan lambat penanganannya. Saat ini para peternak babi di Bali sudah mengalami kekhawatiran dengan adanya wabah virus ASF.