Sabtu 08 Feb 2020 12:34 WIB

Trump Pecat Dua Pejabat yang Bersaksi Dukung Pemakzulan

Trump memecat dua pejabat top AS yang menjadi saksi di persidangan pemakzulannya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Donald Trump memecat dua pejabat top AS yang menjadi saksi di persidangan pemakzulannya. Ilustrasi.
Foto: time.com
Donald Trump memecat dua pejabat top AS yang menjadi saksi di persidangan pemakzulannya. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat dua pejabat top AS yang menjadi saksi di persidangan pemakzulan Trump. Mereka adalah Letnan Kolonel Alexander Vindman dan Duta Besar AS untuk Uni Eropa (UE) Gordon Sondland.

Dua hari usai Trump lolos dari pemakzulan di Senat AS, Vindman yang merupakam pakar top Ukraina di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dikawal keluar dari gedung. "Vindman diminta pergi karena mengatakan yang sebenarnya," kata pengacaranya David Pressman.

Baca Juga

Beberapa jam kemudian, Sondland mengatakan dia dipecat dari jabatannya sebagai duta besar AS untuk Uni Eropa. Kedua pejabat itu menjadi saksi selama investigasi pemakzulan House of Representative AS yang dikendalikan Demokrat tahun lalu.

Trump mengatakan dirinya masih jengkel dengan Demokrat dan pejabat pemerintah yang terlibat dalam penyelidikan pemakzulan, bahkan setelah dia dibebaskan pada Rabu. "Saya tidak senang dengannya. Anda pikir saya seharusnya senang dengannya," katanya berbicara soal Vindman pada Jumat (7/2).

Vindman bersaksi pada November bahwa dia tidak dapat meyakini apa yang didengar. Saat itu agenda persidangan adalah mendengarkan panggilan telepon 25 Juli antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menjadi fokus penyelidikan.

Trump meminta Zelensky untuk melakukan penyelidikan terhadap saingan dari partai Demokrat Joe Biden dan teori yang didiskreditkan bahwa Ukraina, bukan Rusia, berkolusi dengan Demokrat untuk mencelakakan Trump dalam pemilihan presiden AS 2016. Sementara Sondland dari Partai Republik dan pengusaha perhotelan Oregon yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Uni Eropa, bersaksi bahwa dia mengikuti perintah Trump ketika dia mendorong para pejabat Ukraina melakukan penyelidikan yang dicari oleh presiden.

"Saya berterima kasih kepada Presiden Trump karena telah memberi saya kesempatan untuk melayani," kata Sondland.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS hingga kini belum menanggapi permintaan komentar tentang mangkirnya Sondland. "Ini adalah kasus pembalasan yang jelas seperti yang saya lihat selama 27 tahun di Senat," kata Senator Demokrat Dianne Feinstein.

Kampanye Biden untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat mengalami kemunduran serius ketika ia berada di tempat keempat dalam kontes negara bagian pertama Demokrat di Iowa pekan ini. Sementara, tugas Vindman selama dua tahun di Gedung Putih dijadwalkan berakhir Juli. 

Vindman merasa baik-baik saja mengenai rumor kemundurannya karena bersaksi di Kongres.  "Saya akan baik-baik saja karena mengatakan yang sebenarnya," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement