Sabtu 08 Feb 2020 14:10 WIB

Pengamat: Pesaing Gibran Sebaiknya Jangan dari Tokoh Politik

masyarakat Surakarta cenderung lebih memandang sosok yang berada di luar parpol.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andi Nur Aminah
Gibran memutuskan maju bersaing di Pilkada.
Foto: Republika
Gibran memutuskan maju bersaing di Pilkada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik Dedi Kurnia Syah mengungkapkan bahwa popularitas Gibran Rangkabumi Raka di Surakarta hanya bisa disaingi oleh sesama tokoh kultural. Dia mengatakan, masyarakat Surakarta cenderung lebih memandang sosok yang berada di luar partai politik dibanding sebaliknya.

"Tapi kalau nanti yang muncul adalah calon dari partai politik maka akan mudah dikalahkan Gibran," kata Dedi Kurnia Syah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (8/2).

Baca Juga

Dua mengungkapkan, tokoh non-partai belakangan lebih mendapatkan perhatian masyarakat jika berkaca pada Pilkada 2015 dan pemilihan-pemilihan yang telah dilakukan sebelumnya. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini mengatakan, Surakarta cenderung solid kepada tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh.

"Elektabilitas kandidat semacam itu lebih tinggi dari pada tokoh dari partai politik. Itu sebabnya pak Jokowi bisa menang dua periode," katanya.

Sejauh ini, Pilkada Surakarta baru memunculkan satu bakal calon kepala daerah yakni Gibran Rangkabumi Raka. Sejumlah partai politik juga mengaku telah bersedia mengusung putra sulung Presiden Joko Widodo itu dalam pilkada nanti.

Partai Golkar, Demokrat dan Gerindra mengaku siap mendukung pencalonan Gibran. Niatan itu juga sudah mendapatkan restu dari Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Kendati, Gibran mengaku ingin maju dalam Pilkada melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Hal itu dia sampaikan saat berkunjung ke rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.

Di PDIP, Gibran bersaing dengan calon yang direkomendasikan DPC partai Achmad Purnomo. Namun, hingga kini partai berlogo banteng moncong putih itu belum mengambil keputusan terkait calon kepala daerah yang akan mereka usung untuk dipilih masyarakat Surakarta.

Kuatnya dukungan terhadap Gibran, Dedi mengatakan, bisa dilawan dengan sosok yang lebih memiliki kemapanan intelektual. Menurutnya, Gibran adalah anak muda dan datang secara anomali sehingga artinya dia tidak memiliki catatan politis yang mumpuni.

Artinya, sambung dia, persaingan akan menjadi ketat bila lawan politiknya mempunyai catatan politik yang baik dan kemapanan intelektual bagus. Dia mengatakan, kedua hal tersebut kemungkinan bakal mampu mengganggu elektabilitas Gibran di Surakarta. "Isu yang paling mudah dimainkan lainnya adalah persoalan politik dinasti dan itu penting," katanya.

Seperti diketahui, pelaksanaan pemungutan suara Pilkada 2020 direncanakan digelar secara serentak pada September nanti. Total daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah serentak sebanyak 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement