REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo pada Sabtu (8/2) mendaftar sebagai calon Ketua Umum PAN. Jika terpilih, ia ingin membuat partainya bersih dari korupsi.
Menurutnya, korupsilah yang membuat masyarakat enggan bersinggungan dengan politik. Oleh karena itu, pencegahan korupsi jadi salah satu program yang dicanangkannya di PAN.
"Saya merasa terpukul setiap saat mendengar ada politisi yang harus bermasalah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini membuat masyarakat makin alergi terhadap proses politik," ujar Dradjad di kantor DPP PAN, Jalan Daksa, Jakarta, Sabtu (8/2).
Jika terpilih, ia ingin membenahi sistem keuangan PAN agar menjadi lebih baik. Serta, menerapkan menerapkan pola keuangan yang transparan, akuntabel, dan layak diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Menata keuangan dari Partai Amanat Nasional supaya tersedia cukup dana untuk membiayai berbagai kegiatan," ujar mantan ekonom Indef itu.
Selain itu, ia menegaskan bahwa PAN akan tetap berada di luar pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dengan menjadi mitra yang memberi kritikan namun tetap konstruktif.
"Di luar pemerintahan bukan berarti pukul-pukulan, melainkan kami akan menjadi mitra di dalam mencari solusi kebijakan yang terbaik," ujar Dradjad.
Diketahui, PAN akan memilih ketua umum periode 2020-2025 dalam Kongres V yang digelar pada 10-12 Februari mendatang. Ketua Steering Comittee (SC) Eddy Soeparno mengatakan bahwa pihaknya mulai membuka pendaftaran mulai Sabtu (8/2).
"Panitia sudah resmi membuka pendaftaran calon ketua umum periode 2020-2025 itu sejak 8-10 Februari 2020. Pendaftaran bisa dilakukan di Jakarta maupun Kendari," ujar Eddy.
Sejauh ini, sudah ada empat orang yang menyatakan diri maju sebagai calon Ketua Umum PAN. Keempatnya, yakni Ada pejawat ketua umum Zulkifli Hasan, Wakil Ketua Komisi III DPR Fraksi PAN Mulfachri Harahap, mantan Menteri PanRB Asman Abnur, dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo