REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organizing Committee (OC) Jakarta E-Prix sedang mencari alternatif sirkuit baru untuk gelaran Formula E di Jakarta, Juni mendatang. Langkah ini diambil setelah Kementerian Sekretariat Negara tidak merestui rencana penggunaan Silang Monumen Nasional (Monas) sebagai arena balap jet darat berbahan bakar listrik itu.
Bersama Formula E Operations (FEO) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, pihak penyelenggara mengklaim sudah memiliki opsi pengganti. Kendati demikian, belum ada pihak yang menyebutkan secara resmi kemungkinan tempat yang akan dipakai.
Deputy Director Communications OC Jakarta E-Prix, Hilbram Dunar mengatakan, pihak FEO sudah datang ke Jakarta untuk berdiskusi sekaligus meninjau langsung lokasi pengganti sirkuit. "Detail lokasinya belum bisa kami sebutkan, sabar ya," kata Hilbram saat dihubungi Republika, Sabtu (8/2).
Beberapa alternatif kawasan, katanya, kini dalam proses penilaian sebagai area yang dipandang layak seperti yang sudah dipelajari pada masa awal pemilihan sirkuit. Hilbram menegaskan, penggantian lokasi sampai saat ini tidak memengaruhi jadwal penyelenggaraan. "Sampai saat ini kami masih dengan jadwal yang sama, 6 Juni 2020," ucapnya.
Setelah Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka tidak merekomendasikan Silang Monas, Hilbram menyatakan pihaknya masih bekerja intensif berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk memantapkan lokasi pengganti. Pihaknya dapat memahami banyaknya area konstruksi dalam program revitalisasi yang tengah berlangsung di dalam area Monas.
Ia mengklaim FEO mengedepankan sinergitas dengan Organizing Committee (OC) Jakarta E-Prix berlangsung lancar dan terus berkoordinasi untuk memastikan alternatif pilihan yang sudah ada dalam daftar. "Kami menghormati sepenuhnya keputusan pemerintah dan segera menyiapkan alternatif,” kata Hilbram
FEO bersama tuan rumah Jakarta E-Prix terus melanjutkan persiapan untuk
gelar balap mobil listrik Formula E tersebut dengan perubahan lokasi sirkuit. “Kami menyiapkan inisiatif-inisiatif mempromosikan energi terbarukan dan kendaraan listrik sebagai solusi jitu mengatasi permasalahan polusi udara di kota-kota besar, utamanya Jakarta,” ujar Hilbram.
Menurutnya, energi baru-terbarukan dan penggunaan kendaraan bertenaga listrik merupakan pesan yang dikampanyekan dalam penyelenggaraan Formula E untuk
menyiapkan masa depan kota yang lebih baik ihwal kualitas udara.
Sebelumnya, Kementerian Sekretariat Negara menolak rencana rute sirkuit Formula E melewati kawasan Monas. Alasan monumen itu sebagai cagar budaya menjadi dasar penolakannya. Dari hasil rapat Komrah (Komisi Pengarah), tidak setuju apabila dilaksanakan di dalam area Monas.
"Kalau di luar silakan, kalau di dalam tidak. Di sana ada cagar budaya yang harus diperhatikan. Kan ada aturannya juga Monas itu bisa digunakan sebagai apa, dan tak boleh sebagai apa. Lihat itu dulu," ujar Sekretaris Sekretariat Negara Setya Utama di Jakarta, Rabu lalu.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan legawa mendengar penolakan pemerintah pusat. Setelah menghadiri rapat dengan Kementerian Sekretariat Negara, ia menyatakan bakal ada rute baru setelah Formula E gagal masuk ke kawasan Monas.
"Kalau soal Formula E sih tinggal cari rute baru," ujar Anies kepada wartawan, Kamis lalu.
Meski Silang Monas batal dipakai, Anies yakin balapan tetap dapat digelar melalui opsi-opsi lain dengan pertimbangan. Salah satu yang menjadi perhatian penyelenggara adalah panjang lintasan yang tidak boleh melebihi tiga kilometer.
Jalan Sudirman-Thamrin diperkirakan menjadi opsi yang dipertimbangkan pihak terkait yang disulap sebagai arena. "Karena itu ada banyak faktor penentuannya," katanya.
Lebih lanjut Anies menyampaikan, ada tim ahli yang akan menggambar desain lintasan. Menurutnya, setiap tikungan perlu ada perhitungan khusus sehingga perlu dikerjakan pihak yang lebih mengerti.
"Ini diganti, tidak bisa tanpa ahlinya. Karena itulah tim rute datang," katanya.