REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha prihatin dengan insiden penembakan massal yang terjadi di mal Terminal 21 Korat, di kota Nakhon Ratchasima. Prayuth berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.
"Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand. Saya harap ini insiden terakhir dan tidak pernah terjadi lagi. Tidak ada yang mau ini terjadi lagi," ujar Prayuth setelah mengunjungi korban luka-luka di rumah sakit.
Penembakan massal di pusat perbelanjaan itu terjadi pada Sabtu (8/2) sore. Kementerian Pertahanan mengidentifikasi pelaku sebagai Jakrapanth Thomma yang merupakan anggota militer. Para pejabat mengatakan, pelaku naik pitam akibat masalah finansial.
Jakrapanth membunuh komandan batalion di markas militer tempat dia bertugas. Pelaku yang masih diliputi oleh amarah kemudian mengamuk dan melepaskan tembakan ke sebuah mal, yang menewaskan 26 orang serta melukai 57 lainnya. Prayuth menyebut pelaku kemungkinan memiliki gangguan mental.
"Bisa saja pelaku mengalami gangguan mental," ujar Prayuth.
Penembakan berlangsung hingga Ahad (9/2) dini hari. Petugas kepolisian, anggota militer, ambulans, hingga penembak jitu mengepung mal tersebut. Pelaku diketahui bersembunyi di lantai basement. Setelah 16 jam melakukan pengepungan, akhirnya pelaku ditembak mati oleh penembak jitu.
Mal itu sibuk dengan pembeli di akhir pekan yang panjang untuk liburan Buddha Makha Bucha. Rekaman CCTV dari dalam mal yang diunggah di media sosial menunjukkan pria bersenjata berpakaian hitam dan mengenakan topeng, dengan senjata yang tersampir di bahunya.
Insiden di pusat perbelanjaan Terminal 21 Korat terjadi sekitar satu bulan setelah penembakan mal di kota Lopburi, Thailand tengah. Ketika itu, seorang pria bersenjata yang mengenakan topeng melakukan penembakan yang menewaskan tiga orang termasuk seorang anak laki-laki berusia 2 tahun. Penembakan juga melukai empat orang lainnya.
Pelaku melepaskan tembakan saat dia sedang merampok sebuah toko perhiasan. Dia ditangkap dua minggu setelah penembakan.