Senin 10 Feb 2020 03:03 WIB

Inggris Tuntaskan Pengevakuasian Warga dari China

Pesawat terakhir yang evakuasi warga Inggris itu mengangkut lebih dari 200 orang

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Esthi Maharani
 Sejumlah warga Inggris yang baru pulang dari Cina dikarantina untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris, Rabu (5/2).
Foto: AP/Jon Super
Sejumlah warga Inggris yang baru pulang dari Cina dikarantina untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Arrowe Park Hospital, Liverpool, Inggris, Rabu (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbangan terakhir Inggris untuk pengevakuasian warga dari Wuhan, China, telah mendarat di pangkalan udara Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Brize Norton, Inggris bagian tengah, Ahad (9/2). Pesawat terakhir tersebut mengangkut lebih dari 200 orang, termasuk warga yang tidak memiliki kewarganegaraan Inggris.

Pemerintah Britania menyampaikan, pesawat terakhir tersebut mengangkut setidakya 200 orang. Selain mengangkut warga negara Inggris yang berada di Wuhan, titik pusat penyebaran virus corona, pesawat tersebut juga berisi staff pesawat dan petugas medis. Semuanya akan dikarantina selama 14 hari.

Sebelumnya, sebuah pesawat yang mengangkut 83 warga Inggris dan 27 warga negara lain mendarat di Inggris pada Jumat (31/1) lalu. Pesawat tersebut mendarat setelah terbang dari Wuhan, kota bagian tengah China, pusat berjangkitnya wabah virus yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menginfeksi lebih dari 9.000 lainnya.

Pesawat itu tiba di pangkalan Royal Air Force di Brize Norton di Inggris tengah dan warga Inggris itu akan di bawa ke fasilitas Layanan Kesehatan Nasional di mana mereka akan dikarantina selama 14 hari. Pesawat itu melanjutkan penerbangan menuju Spanyol, di mana negara-negara Uni Eropa akan mengambil alih tanggung jawab atas warga negara mereka masing-masing yang berada dalam penerbangan tersebut.

Pesawat sipil yang disewa oleh Departemen Luar Negeri itu lepas landas dari Wuhan pada pukul 09.45 waktu setempat, kata pemerintah dalam pemberitahuan yang dipasang di lamannya.

Pesawat dijadwalkan tiba pada Jumat pukul 13.00 di Inggris. "Kita tahu betapa situasinya sangat mencemaskan bagi mereka yang menunggu untuk diberangkatkan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

"Kita telah bekerja sepanjang waktu untuk membuka jalan agar keberangkatan bisa dilakukan dengan aman."

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement